Baru-baru ini para astronom kampus Massachusetts Institute of Technology (MIT) Amerika Serikat menemukan dua planet dengan periode orbit yang panjang. Dua planet tersebut mengorbit bintang TOI-4600, sebuah bintang terdekat yang berjarak 815 tahun cahaya dari Bumi.
Penemuan ini dilakukan menggunakan data dari Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS), yaitu Teleskop Survey Exoplanet Transit milik NASA. Misi yang dipimpin oleh MIT ini bertugas memantau bintang-bintang terdekat untuk mengidentifikasi tanda-tanda exoplanet.
Penelitian tentang temuan planet baru ini ditulis oleh Katharine Hesse, peneliti antariksa dari Institut Kavli bersama dengan Ismael Mireles, mahasiswa pascasarjana di Universitas New Mexico dan telah terbit di Astrophysical Journal Letters.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasil Observasi TESS
Proses pengamatan yang dilakukan oleh TESS dilakukan dengan mengarahkan pandangannya ke suatu wilayah langit secara terus-menerus dan mengukur kecerahan bintang. Setelah mengobservasi selama 30 hari, TESS akan melakukan hal serupa pada wilayah lainnya.
Peneliti menggunakan "pipa" atau pencarian algoritma untuk menyisir wilayah yang mengalami penurunan cahaya akibat planet yang melintas di depan bintang.
Pada tahun 2020, salah satu pipa mengidentifikasi transit pertama bintang yang meredup di langit utara, dekat dengan konstelasi Draco, yaitu bintang TOI-4600.
Transit awal ini diteliti secara detail oleh Kelompok Kerja Kandidat Planet Transit Tunggal TESS, tim ilmuwan dari MIT, University New Mexico, dan tempat lain yang mencari tanda-tanda planet dengan periode panjang dalam peristiwa transit tunggal.
"Untuk misi seperti TESS, di mana ia hanya melihat setiap wilayah langit selama 30 hari, Anda benar-benar perlu mengumpulkan sejumlah observasi untuk dapat mendapatkan cukup data untuk menemukan planet dengan orbit lebih lama dari sebulan," ujar Katharine Hesse dikutip dari situs resmi MIT.
Planet Baru Punya Orbit Mirip dengan Merkurius
Tim peneliti menemukan dua planet yang mengorbit TOI-4600 ini terdiri dari planet dalam dan planet luar. Planet dalam memiliki suhu temperatur sekitar 170 derajat Fahrenheit dan memiliki periode orbit 82 hari, mirip dengan Merkurius.
Sedangkan planet luar, yang juga salah satu planet paling dingin memiliki suhu sekitar -117 derajat Fahrenheit. Planet ini memiliki masa orbit 482 hari atau lebih dari setahun, menempatkannya pada posisi di antara Bumi dan Mars.
Adapun komposisi yang menyusun kedua planet tersebut kemungkinan adalah bola gas raksasa dan es, seperti Jupiter dan Saturnus.
Kemudian, pada tahun 2021, Ismael Mireles, yang tergabung, mencari lebih banyak hasil observasi TESS yang dapat menjelaskan transit terakhirnya.
"Dengan setiap sektor data yang datang, saya melihat apakah ada transit kedua, dan dalam lima sektor pertama, ternyata tidak ada. Kemudian, pada bulan Juli tahun lalu, kami melihat sesuatu," tutur Ismael Mireles.
Secara aktual, mereka mengamati dua fenomena yaitu satu transit yang terjadi dalam siklus 82 hari yang sama, memberikan kesimpulan bahwa planet tersebut memiliki orbit yang memanjang.
Sedangkan transit kedua, terdeteksi 964 hari setelah transit sebelumnya, memiliki kedalaman yang serupa, jumlah cahaya yang meredup, dan keduanya menunjukkan dihasilkan oleh objek tunggal. Setiap 964 hari maupun 482 hari dua planet mengorbit bintang tersebut.
Untuk memperkuat identifikasi dua planet dengan periode orbit yang panjang, para peneliti berfokus pada bintang tersebut dengan menggunakan beberapa teleskop berbasis darat.
Pada akhirnya, mereka menyimpulkan bahwa bintang tersebut memang memiliki dua planet dengan periode orbit yang panjang.
Planet pertama bernama TOI-4600b, sebuah raksasa hangat mirip Jupiter dan planet kedua adalah TOI-4600c, raksasa yang lebih dingin dengan komposisi yang lebih bersifat es, dan merupakan planet dengan periode orbit terpanjang yang pernah TESS deteksi hingga saat ini.
(faz/faz)