Mungkinkah Big Bang Bukan Permulaan Alam Semesta Kita?

ADVERTISEMENT

Mungkinkah Big Bang Bukan Permulaan Alam Semesta Kita?

Fahri Zulfikar - detikEdu
Kamis, 24 Agu 2023 18:30 WIB
Ekspansi Metrik Antariksa dan Big Bang. (dok. commons.wikimedia.org/NASA/PublicDomain)
Foto: dok. commons.wikimedia.org/NASA/PublicDomain
Jakarta -

Big Bang seringkali disebut sebagai penanda awal mula lahirnya alam semesta. Hal ini terus memunculkan banyak penelitian dari para ilmuwan tentang ada apa sebelum Big Bang terjadi. Mereka berpendapat, bisa jadi Big Bang bukanlah permulaan.

Dalam bidang teori evolusi, para fisikawan memahami bahwa semua kehidupan di Bumi dapat ditelusuri kembali ke nenek moyang yang sama, yang dikenal sebagai nenek moyang universal terakhir (LUCA).

Pencarian LUCA memikat para peneliti yang menyelidiki asal usul kehidupan. Namun, keingintahuan para ilmuwan tidak berakhir di situ. Sebab, mereka bisa menyelidiki lebih jauh asal usul Bumi itu sendiri dan alam semesta di sekitarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sudut Pandang Kosmologis

Melansir laman BBC Science Focus, dari perspektif kosmologis, ilmuwan telah menemukan hubungan menakjubkan antara kelahiran bintang, pembentukan planet, dan perluasan alam semesta.

Menurut para ilmuwan, gerakan penciptaan kosmik terungkap melalui interaksi halus antara laju ekspansi alam semesta, keruntuhan gravitasi materi gelap, dan penangkapan hidrogen atau elemen pemberi kehidupan yang diperlukan untuk pembentukan bintang.

ADVERTISEMENT

Tanpa koreografi kosmik yang rumit ini, kehidupan seperti yang diketahui sekarang tidak akan ada.

Apa Asal Muasal Perluasan Ruang-Waktu di Alam Semesta?

Astronom Inggris, Fred Hoyle, memiliki pendekatan model alam semesta yang mengembang atau yang sering disebut sebagai Kosmologi Big Bang.

Teori ini menyatakan bahwa semua materi di alam semesta berasal dari ledakan kolosal pada waktu tertentu di masa lalu.

Gagasan tentang alam semesta yang mengembang ini kemudian didukung oleh teori relativitas umum Einstein yang telah teruji. Einstein berhasil menggambarkan ruang-waktu sebagai media fleksibel yang mampu membengkok, mengembang, dan runtuh.

Jika sebuah pita kosmik dimundurkan, maka akan bisa menyaksikan alam semesta berkontraksi menjadi titik yang sangat kecil dengan suhu, energi, dan kelengkungan ruang-waktu yang tak terhingga.

Peristiwa tersebut dikenal sebagai singularitas Big Bang.

Singularitas Big Bang

Stephen Hawking dan rekan-rekan ilmuwan lain telah mendedikasikan sebagian besar karier mereka untuk memahami sifat membingungkan dari singularitas Big Bang.

Para kosmolog telah mengintip lebih jauh dari singularitas Big Bang, mencari penjelasan alternatif yang melampaui teka-teki ketidakterbatasan dan asal mula waktu.

Salah satu gagasan yang menarik adalah adanya teori yang menunjukkan bahwa zaman kosmik sebelum Big Bang memunculkan paradigma fisika baru, yang secara efektif menggantikan singularitas.

"Kita tahu bahwa teori Einstein menganut prinsip-prinsip fisika klasik, sehingga salah satu jalan keluar yang masuk akal adalah dengan adanya 'jembatan' kuantum yang menghubungkan alam semesta yang mengembang ke alam semesta yang runtuh akibat Big Bang, sebuah peristiwa yang biasa disebut sebagai Big Bounce," tulis keterangan di laman BBC.

Dalam memahami lebih lanjut, ilmuwan memerlukan perluasan teori Einstein ke dalam bidang gravitasi kuantum.

Di sisi lain, teorema matematika yang dibuat oleh Hawking dan Roger Penrose juga dianggap bisa mengungkapkan bahwa inflasi gagal melepaskan diri dari singularitas awal yang ada dalam Big Bang.

Tapi sejauh ini, para kosmolog mungkin telah berani melihat dan melampaui batas-batas Big Bang. Namun mereka juga menghadapi tantangan yang mendebarkan, yakni mengidentifikasi prediksi observasional yang membedakan antara model-model alam semesta awal yang saling bersaing dan asal usul kita.

Prediksi khusus ini memegang kunci untuk menentukan model mana yang secara akurat menggambarkan asal mula keberadaan kita.




(faz/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads