Banyak orang takut menjadi tua karena menurunnya banyak fungsi pada otak yang turut memengaruhi kehidupan sehari-hari. Namun, studi baru menunjukkan ternyata kognisi orang tua atau lansia bisa meningkat dengan aktivitas tertentu.
Studi terbaru yang dilakukan oleh Universitas California Riverside mengatakan, mempelajari keterampilan baru bisa meningkatkan kognisi orang tua atau lansia yang telah lama menyelesaikan pendidikannya.
Penelitian menemukan skor fungsi kognitif pada orang tua meningkat setidaknya dua hingga tiga kali lipat setelah mempelajari keterampilan baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Temuan kami memberikan bukti bahwa mempelajari keterampilan dunia nyata secara bersamaan dapat mengarah pada peningkatan kognisi jangka panjang selama masa dewasa yang lebih tua," jelas penulis utama studi Rachel Wu, sekaligus profesor psikologi di UC Riverside, dikutip dari Science Daily.
"Secara keseluruhan, temuan kami mempromosikan manfaat pembelajaran seumur hidup, yaitu untuk meningkatkan kemampuan kognitif di masa dewasa yang lebih tua," tambahnya.
Studi yang Mempelajari Tiga Kemampuan Baru
Pada studi pertama, para peneliti mengumpulkan data dari enam partisipan penelitian dengan usia rata-rata 66 tahun, sementara pada studi kedua para peneliti melibatkan 27 partisipan dengan usia rata-rata 69 tahun.
Syarat yang diberikan kepada partisipan untuk berpartisipasi dalam penelitian, antara lain berusia minimal 55 tahun, fasih berbahasa Inggris, memiliki penglihatan normal, dan tidak memiliki diagnosis gangguan kognitif sebelumnya.
Setiap partisipan akan menyelesaikan tugas kelas dan pekerjaan rumah dalam waktu sekitar 15 jam seminggu selama tiga bulan. Sayangnya, batasan waktu ini membatasi jumlah partisipan yang memenuhi syarat, seperti yang diungkap oleh Wu.
Pada kedua studi, partisipan akan diberi kesempatan untuk mempelajari setidaknya tiga keterampilan baru, seperti bahasa Spanyol, cara menggunakan iPad, fotografi, melukis, dan komposisi musik selama tiga bulan di kelas UC Riverside yang dikhususkan untuk orang tua.
Selanjutnya partisipan akan melakukan tes kognitif yang diberikan di laboratorium penelitian sebelum dimulainya kelas, pertengahan kelas, setelah tiga bulan kelas.
Namun, partisipan tetap akan melakukan tes lanjutan pada 3 bulan, 6 bulan, dan 1 tahun setelah kelas selesai.
Para peneliti mengungkap tujuan dari penilaian tindak lanjut adalah untuk menentukan apakah peningkatan kemampuan kognitif akan berlanjut hingga satu tahun setelah intervensi.
Pengukuran kemampuan kognitif meliputi perhatian, larangan, dan memori jangka pendek, yang membuat partisipan mengingat detail informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas, seperti mengingat nomor telepon atau kata-kata dari daftar.
Kognisi Meningkat hingga Setara Mahasiswa
Satu tahun setelah para partisipan mempelajari keterampilan baru, mereka memiliki peningkatan skor fungsi kognitif secara konsisten. Bahkan skor kognitif keseluruhan pada 3 dan 6 bulan serta 1 tahun setelah intervensi lebih tinggi dibandingkan sebelum intervensi.
Peningkatan kemampuan kognisi bahkan dapat mencapai tiga kali lebih tinggi. Hebatnya, skor kognitif meningkat ke tingkat yang sama dengan mahasiswa yang mengambil tes kognitif yang sama untuk pertama kalinya.
"Temuan kami tentang pertumbuhan kognitif berkelanjutan di masa dewasa yang lebih tua adalah unik karena sebagian besar penelitian hanya menunjukkan pemeliharaan kemampuan kognitif atau penurunan kognitif dari waktu ke waktu," jelas Wu.
Ia juga mengungkapkan kunci pertumbuhan kognisi adalah dengan mempelajari banyak tugas secara bersamaan dalam lingkungan yang mendukung, serupa dengan pembelajaran yang dilakukan oleh anak-anak.
Tidak hanya itu, tim peneliti dalam studi yang berjudul 'One-year cognitive outcomes from a multiple real-world skill learning intervention with older adults' juga mengungkapkan komitmen waktu dan energi untuk melakukan tugas serupa dengan beban program sarjana.
Temuan ini selaras studi sebelumnya yang mengungkap orang tua dapat belajar dengan meniru perilaku belajar anak-anak.
Artinya, mereka harus mendekati pelajaran dengan pikiran terbuka, tidak takut kritik dan kegagalan, menerima instruksi, bersedia mempelajari banyak tugas sekaligus, dan memiliki keyakinan akan mendapatkan hasil yang baik sejalan dengan usahanya.
(faz/faz)