Kasus Meningkat, Kenapa Hewan Bisa Terkena Rabies?

ADVERTISEMENT

Kasus Meningkat, Kenapa Hewan Bisa Terkena Rabies?

Nikita Rosa - detikEdu
Senin, 26 Jun 2023 16:00 WIB
Ferocious Rottweiler barking mad on black background.
Kenapa Hewan Bisa Terkena Rabies? (Foto: Getty Images/iStockphoto/Kesu01)
Jakarta -

Jumlah kasus rabies tengah meningkat, salah satunya di Provinsi Bali. Di Kabupaten Tabanan, Bali, sebanyak 12 desa tercatat sebagai zona merah rabies. Lantas, kenapa hewan terkena rabies?

Rabies merupakan virus yang paling sering ditularkan melalui gigitan hewan rabies. Virus rabies termasuk dalam ordo Mononegavirales, yakni virus dengan genom RNA beruntai negatif yang tidak tersegmentasi.

Sebagian besar kasus rabies yang dilaporkan ke Centers for Disease Control and Prevention (CDC) setiap tahunnya terjadi pada hewan liar seperti kelelawar, rakun, sigung, dan rubah, meskipun mamalia mana pun juga bisa terkena rabies. Virus ini nantinya bisa ditularkan dari hewan ke manusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenapa Hewan Bisa Terkena Rabies?

Dalam situs resmi CDC, hewan bisa terkena rabies karena terkena gigitan hewan yang terinfeksi. Ini tahapan hewan bisa terkena rabies sampai akhirnya mati:

  1. Seekor hewan digigit oleh hewan rabies.
  2. Virus rabies dari air liur hewan yang terinfeksi memasuki luka.
  3. Virus rabies berjalan melalui saraf ke sumsum tulang belakang dan otak. Proses ini bisa berlangsung kurang lebih 3 hingga 12 minggu.
  4. Saat mencapai otak, virus berkembang biak dengan cepat dan berpindah ke kelenjar ludah. Hewan mulai menunjukkan tanda-tanda penyakit.
  5. Hewan yang terinfeksi biasanya mati dalam waktu 7 hari setelah sakit.

Cara Rabies Menginfeksi Manusia

Setelah mencapai hewan, manusia juga berpotensi terkena rabies. Sama dengan proses sebelumnya, manusia bisa terinfeksi rabies karena gigitan hewan.

ADVERTISEMENT

CDC juga menyatakan, manusia bisa terinfeksi rabies dari paparan non-gigitan, seperti goresan, lecet, atau luka terbuka yang terkena air liur atau bahan menular lainnya dari hewan rabies.

Jenis kontak lain, seperti mengelus hewan rabies atau kontak dengan darah, urin, atau feses hewan rabies, tidak dianggap sebagai potensi paparan rabies.

Virus rabies menjadi tidak menular saat mengering dan terkena sinar matahari. Kondisi lingkungan yang berbeda mempengaruhi kecepatan virus menjadi tidak aktif. Tetapi secara umum, jika bahan yang mengandung virus telah kering, virus menjadi tidak menular.




(nir/nah)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads