Kumbang kotoran (subfamili Scarabaeinae) adalah kelompok kumbang yang membentuk kotoran dengan kepala dan antenanya menjadi bola.
Umumnya, bola-bola kotorannya seukuran bola tenis dan beberapa bisa sebesar buah apel. Apakah detikers tahu mengapa kumbang kotoran menggulung bola-bola kotoran?
Alasan Kumbang Kotoran Mengumpulkan Kotoran
Mengutip Ensiklopedia Britannica, kumbang kotoran akan mengubur dirinya dan bola kotoran di bawah tanah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, kotoran itu akan dimakan di awal musim panas. Pada musim tersebut juga, kumbang betina menyimpan telur dalam bola kotoran.
Alih-alih membentuk bola dan menggali ruang di bawah, tujuan kumbang mengumpulkan kotoran adalah agar kotoran bisa digunakan selama makan atau untuk menyimpan telur. Memakan kotoran disebut sebagai koprofagi.
Dikutip dari situs National Parks Conservation Association (NPCA), beberapa kumbang bisa kawin langsung dan bersarang di tumpukan kotoran. Beberapa spesies kumbang bertelur di kotoran sebagai persediaan makanan untuk larvanya.
Setelah kawin, beberapa bertelur di dalam 'bola induk' yang terbuat dari kotoran yang dicampur dengan air liur. Larva kumbang kotoran punya mulut yang tajam. Mereka menggunakannya untuk mengunyah kotoran kasar. Kumbang dewasa juga menyeruput cairan bergizi dari sisa-sisa kotoran.
Kumbang Memilih-milih Kotoran
Sepanjang siklus hidupnya, kumbang kotoran akan memakan kotoran. Kotoran mamalia sangat disukai kumbang kotoran, karena mereka mengakses nutrisi penting yang telah melewati usus mamalia.
Makanya, di mana pun ada mamalia herbivora yang meninggalkan kotoran, biasanya ada kumbang juga memanfaatkan kotoran tersebut.
Dalam sebuah studi ilmiah oleh Peter Holter dan Clarke H. Scholtz yang dimuat Royal Entomological Society, mengidentifikasi bahwa sebenarnya kumbang kotoran pemakan pilih-pilih.
Kumbang akan menargetkan partikel kaya nitrogen dalam kotoran, karena membantu mereka membangun protein, termasuk otot.
Mengenal Jenis Kumbang Kotoran
Mengutip laman Natural History Museum, kumbang kotoran telah ada sejak zaman dinosaurus.
Mereka lalu berkembang biak sebagai mamalia dan kotorannya bertambah banyak. Sekarang, serangga ini bisa ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika.
Biasanya, kumbang kotoran berbentuk bulat dengan penutup sayap pendek (elytra) yang memperlihatkan ujung perut. Ukurannya bisa sekitar 5 hingga 30 mm.
Semua kumbang kotoran masuk dalam superfamili scarab (Scarabaeoidea). Tapi, tidak semua kumbang scarab memakan kotoran.
Kumbang yang memakan kotoran termasuk kumbang kotoran pengebor tanah (Geotrupidae ), kumbang kotoran sejati (Scarabaeinae), dan kumbang kotoran kecil (Aphodiinae).
Kumbang kotoran umumnya berwarna gelap, namun beberapa juga memiliki kilau metalik. Di banyak spesies, ada kumbang kotoran yang punya tanduk panjang dan melengkung di bagian atas kepala si jantan.
Kumbang kotoran Aphodiinae berukuran kecil yakni sekitar 4 hingga 6 mm. Biasanya mereka berwarna hitam dengan penutup sayap berwarna kuning.
Ada juga kumbang kotoran pengebor tanah (contohnya, Geotrupes) yang panjangnya sekitar 14 hingga 20 mm dengan warna cokelat atau hitam.
Kumbang dor (Geotrupes stercorarius) adalah kumbang kotoran Eropa yang umum.
Peran dan Manfaat Kumbang Kotoran
Faktanya, kumbang kotoran berperan sangat penting dalam ekosistem. Dalam 24 jam, kumbang kotoran bisa memakan lebih dari berat tubuhnya sendiri.
Hal ini dianggap bermanfaat bagi manusia, karena membantu mempercepat proses mengubah kotoran menjadi zat yang bisa digunakan oleh organisme lain.
Kotoran akan dikuburnya, lalu mereka mengangin-anginkan tanah dan memindahkan nutrisi ke tempat yang dibutuhkan.
Hal ini dianggap bermanfaat bagi manusia, karena membantu mempercepat proses mengubah kotoran menjadi zat yang bisa digunakan oleh organisme lain.
Kotoran akan dikuburnya, lalu mereka mengangin-anginkan tanah dan memindahkan nutrisi ke tempat yang dibutuhkan.
Kurator Senior Coleoptera, Max Barclay, mengatakan bahwa kumbang kotoran sangat efektif dalam membersihkan produk limbah.
"Saat orang Eropa pertama datang ke Australia dan membawa domba dan sapi, mereka tidak membawa kumbang kotoran. Jadi, mereka punya masalah dengan kotoran yang tidak dibersihkan dan mereka diganggu oleh serangga terbang. Lalat mendapat keuntungan besar karena ada begitu banyak kotoran dan tidak ada kumbang kotoran," ungkap Max dikutip dari laman Natural History Museum.
Dalam hal ini, kumbang kotoran bisa memperbaiki padang rumput dengan membuang limbah dan mengendalikan populasi lalat. Dengan mengubur kotoran, kumbang ini juga membantu untuk memperbaiki kondisi tanah dan mengembalikan nutrisi melalui ekskresi mereka sendiri.
(khq/fds)