Sejarah Penemuan Virus di Dunia, Bermula dari Pohon Tembakau

ADVERTISEMENT

Sejarah Penemuan Virus di Dunia, Bermula dari Pohon Tembakau

Anisa Rizki - detikEdu
Senin, 10 Okt 2022 14:00 WIB
Virus variant, coronavirus, spike protein. Omicron. Covid-19 seen under the microscope. SARS-CoV-2, 3d rendering
Ilustrasi virus dan sejarah penemuan pertamanya di dunia. Foto: Getty Images/iStockphoto/Naeblys
Jakarta -

Virus dapat ditemukan di berbagai tempat, bahkan dalam rumah sekalipun. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), virus adalah mikroorganisme yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.

Virus juga disebut sebagai penyebab dan penular penyakit, seperti cacar, influenza, dan rabies. Selain itu, COVID-19 juga termasuk penyakit yang disebabkan oleh virus, yakni SARS-CoV-2.

Berkaitan dengan itu, tahukah detikers bagaimana sejarah penemuan virus di dunia?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Penemuan Virus di Dunia

Melansir dari Rumah Belajar Kemdikbud, pada tahun 1883, ilmuwan asal Jerman yang bernama Adolf Mayer tengah mencari penyebab penyakit mosaik yang menyerang pohon tembakau. Penyakit tersebut menimbulkan hambatan pada pertumbuhan tanaman tembakau hingga kemunculan bercak-bercak pada daunnya.

Mayer lalu mencoba memindahkan penyakit tersebut dari satu tanaman ke tanaman lainnya dengan menyemprotkan getah yang diekstraksi dari daun tanaman sakit ke tanaman sehat. Hasilnya, tanaman sehat ikut terinfeksi penyakit mosaik.

ADVERTISEMENT

Mayer berusaha mencari mikroba di dalam getah yang menularkan penyakit, namun ia tidak mendapatkan apapun. Mayer menyimpulkan bahwa penyakit mosaik disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil daripada biasanya yang bahkan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.

Selang beberapa tahun, tepatnya pada 1892, Dimitri Ivanowsky yang berasal dari Rusia menguji hipotesis Mayer dengan mengalirkan getah dari daun tembakau yang terinfeksi melalui saringan yang didesain untuk mengambil bakteri. Setelahnya, getah tersebut masih menimbulkan penyakit mosaik.

Ivanowsky menganggap bakteri menjadi penyebab penyakit mosaik tembakau, alasannya karena bakteri tersebut memiliki bentuk yang sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan. Kemungkinan lainnya, bakteri tersebut merupakan toksin yang dapat melewati saringan hingga menimbulkan penyakit.

Pada tahun 1897, Martinus Beijerinck seorang ahli botani dari Belanda menemukan bahwa agen infeksi yang ada di dalam getah yang telah disaring dapat berkembang biak. Beijerinck lantas mencoba menyemprot tanaman dengan getah yang telah disaring, setelah tanaman itu terinfeksi mosaik, ia menggunakan getah dari tanaman tersebut untuk menginfeksi tanaman lainnya.

Patogen tersebut pasti sudah bereproduksi, sebab kemampuannya dalam menimbulkan penyakit tidak berkurang setelah beberapa kali ditransfer dari tanaman satu ke tanaman lainnya. Padahal, mereka hanya dapat bereproduksi ketika berada di dalam inang yang diinfeksinya.

Sebagai informasi, patogen merupakan sebutan lain untuk parasit yang menimbulkan penyakit pada inangnya.

Agen penyebab penyakit mosaik tidak dapat dibiakkan pada medium nutrien di dalam tabung reaksi atau cawan petri. Selain itu patogen tersebut tidak dapat dimatikan oleh alkohol yang bisa membunuh bakteri.

Lalu, di tahun 1935 Wendell Stanley ilmuwan Amerika berhasil mengkristalkan partikel penginfeksi penyakit mosaik yang sekarang dikenal sebagai virus mosaik tembakau (TMV- tobacco mozaic virus).

Ciri-Ciri Virus

Dalam buku Biologi Jilid 1 yang disusun oleh Diah Arulina dkk, dijelaskan mengenai beberapa ciri dari virus, yaitu:

1. Virus Berukuran Sangat Kecil

Ukuran virus mencapai 25-300 nm (1 nm = 109m). Virus yang ukurannya paling kecil adalah virus polio yang panjang tubuhnya hanya 25 nm, sedangkan yang paling besar adalah virus penyerang bakteri dengan panjang tubuh 100 nm dan virus mosaik tembakau yang panjangnya 300 nm.

2. Virus Hanya Dapat Dilihat dengan Mikroskop Elektron

Karena ukurannya yang sangat kecil, virus hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Pengamatan virus menggunakan mikroskop elektron bermula pada tahun 1930.

3. Virus Memiliki Bentuk yang Beragam

Bentuk virus bermacam-macam. Ada yang bulat, batang, hingga menyerupai huruf T. Biasanya, virus dengan bentuk bulat seperti virus influenza dan virus penyebab AIDS.

Sementara itu, virus berbentuk batang seperti virus mosaik tembakau. Lalu virus yang menyerupai huruf T adalah virus yang menyerang bakteri.

4. Virus Tidak Memiliki Membran dan Organel Sel

Virus bukan merupakan sel, mereka tidak memiliki bagian-bagian sel seperti membran plasma, sitoplasma, dan inti. Virus tersusun atas asam nukleat dan selubung protein.




(kri/kri)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads