Bisakah Seseorang Melupakan Bahasa Ibu Mereka?

ADVERTISEMENT

Bisakah Seseorang Melupakan Bahasa Ibu Mereka?

Devita Savitri - detikEdu
Sabtu, 24 Jun 2023 10:00 WIB
Mengenal Rescue Parenting, Gaya Didikan yang Disebut Bisa Membahayakan Anak
Foto: Getty Images/iStockphoto/Nattakorn Maneerat
Jakarta -

Bahasa ibu atau bahasa pertama merupakan bahasa yang dikenal seseorang sejak lahir hingga pembentukan diri menuju dewasa. Bahasa ini disebutkan sangat mudah dan paling nyaman digunakan oleh seseorang.

Namun bisakah seseorang melupakan bahasa ibu mereka? Nampaknya jawaban tersebut mengundang banyak perdebatan ahli, yuk simak penjelasannya!

Melupakan Bahasa Ibu

Dikutip dari Science ABC disebutkan bahwa bahasa itu fleksibel dan bisa berubah sesuai dengan lingkungan individu itu bertumbuh. Untuk itu, ketika seseorang bermigrasi ke tempat atau negara lain dengan bahasa yang berbeda, ia akan mengembangkan kemampuan agar bisa berkomunikasi dengan bahasa tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait pertanyaan sebelumnya, menimbulkan perdebatan oleh para ahli. Perubahan bahasa ternyata tidak hanya sebuah konsekuensi dari berubahnya lingkungan tetapi juga efek psikologis tertentu.

Contohnya sebuah studi oleh Christophe Pallier yang menyoroti masalah apakah periode kritis dalam kehidupan seorang anak dapat memainkan peran penting dalam melupakan bahasa. Penelitian ini menguji seseorang yang lahir di Korea namun diadopsi oleh sebuah keluarga di Prancis pada usia yang sangat muda.

ADVERTISEMENT

Objek penelitian ini menyebutkan bahwa ia benar-benar melupakan bahasa asli mereka dan kini bisa berbahasa Prancis tanpa aksen asing manapun. Ia akhirnya diberi 3 tugas untuk menentukan apakah ia bisa mengingat kembali bahasa ibunya.

Tugas pertama adalah identifikasi kalimat korea yang diucapkan dalam 5 bahasa berbeda seperti Korea, Jepang, Polandia, Swedia dan Wolof. Kedua adalah tugas pengenalan kata di mana mereka harus menentukan kata Korea mana yang merupakan terjemahan dari kata Prancis.

Terakhir adalah tugas deteksi fragmen Korea dari ucapan singkat yang diucapkan dalam 5 bahasa berbeda. Dari ketiga tugas itu hasil yang diperoleh cukup mengejutkan.

Objek penelitian benar-benar tidak bisa menemukan kalimat Korea dan tetap terpaku pada bahasa yang mereka kenal yaitu Prancis. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa individu yang diadopsi sejak kecil bisa benar-benar melupakan bahasa ibu mereka.

Studi lain yang dilakukan oleh sekelompok peneliti Swedia menjelaskan jika pemaparan ulang secara berkala tentang bahasa ibu mereka pada anak yang diadopsi membuat kemungkinan untuk melupakan bahasa asli berkurang. Terlebih bila seseorang yang diadopsi itu memiliki masa hidup lama di negara sebelumnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan terkait seseorang yang melupakan bahasa asli mereka jawabannya adalah tidak. Hal ini tergantung terkait periode hidup mereka sebelum proses pindah negara atau bahasa lain dimulai.

Meski terjadi dalam jangka waktu yang lama, ingatan tentang bahasa asli akan mudah kembali. Jadi, seseorang mungkin tidak akan pernah sepenuhnya melupakan bahasa ibu mereka.

Penyebab Lain Melupakan Bahasa Ibu

Seseorang bisa melupakan bahasa ibu mereka dalam sebuah kasus ekstrim tertentu dengan faktor psikologis yang menyertainya, seperti trauma. Hal ini terjadi pada beberapa orang tua pengungsi Jerman-Yahudi di masa perang dan sekarang tinggal di Amerika atau Inggris.

Mereka diketahui telah kehilangan kemampuan berbahasa Jerman meskipun tinggal di Jerman sepanjang masa dewasa mereka. Hal ini bisa menjadi bukti bila bahasa ibu bisa hilang bukan karena ada hubungannya dengan usia melainkan kenangan yang menyakitkan selama perang.

Kekejaman yang dirasakan membuat mereka melupakan bahasa pertama yaitu bahasa Jerman. Padahal, Jerman tetap Tanah Air mereka namun menjadi negeri yang penuh dengan kenangan menyakitkan sehingga bahasa tersebut hilang dari otak.

Mereka yang meninggalkan Jerman lebih awal masih mampu dalam berbahasa Jerman dibanding mereka yang pergi setelahnya. Meski begitu, kasus lupa bahasa ibu karena efek psikologis atau trauma sangat jarang terjadi.

Gesekan bahasa atau mempelajari bahasa baru adalah proses alami yang manusia alami dari waktu ke waktu. Hal ini tentu tidak buruk namun juga tidak baik, terlebih dunia memang selalu berubah di sekitar kita.

Gesekan bahasa memang dapat memengaruhi individu dalam melupakan bahasa ibu mereka. Namun, hal ini tergantung individu dan pengalaman pribadi mereka.

Seorang anak dilahirkan dengan kemampuan untuk memahami bahasa. Satu-satunya hal yang bisa memengaruhi kemampuan ini adalah kondisi sekitar dan pengalaman yang ia alami semasa hidupnya.

Jadi detikers, berapa bahasa yang bisa kamu kuasai? Meski begitu jangan lupakan bahasa ibumu ya!




(nwy/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads