Jawa Timur memiliki keberagaman bahasa ibu yang menjadi bagian dari kekayaan budaya daerah. Selain Bahasa Jawa sebagai mayoritas, beberapa daerah di Jawa Timur juga menggunakan bahasa Madura dan Bajo sebagai bahasa ibu yang masih lestari.
Keberagaman ini mencerminkan identitas kultural yang perlu dijaga di tengah perkembangan zaman. Tanggal 21 Februari sendiri diperingati sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional. Hari ini menandai peringatan Hari Bahasa Ini Internasional ke-25 tahun.
Peringatan ini menekankan pentingnya melestarikan warisan budaya yang beragam di setiap negara. Keanekaragaman tersebut mencerminkan kekayaan budaya yang harus dijaga dengan sikap toleransi. Sebagai negara kepulauan dengan banyak daerah, Indonesia memiliki kekayaan bahasa yang luar biasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ethnologue dalam laman resmi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia "Merdeka Belajar untuk Revitalisasi Bahasa Daerah yang Terancam", Indonesia memiliki 715 bahasa daerah (tidak termasuk dialek dan subdialek). Hal ini menjadikannya negara dengan bahasa daerah terbanyak kedua setelah Papua Nugini yang memiliki 840 bahasa daerah.
Daftar Bahasa Ibu yang Ada di Jawa Timur
Badan Bahasa terus menunjukkan komitmennya dalam melestarikan bahasa daerah melalui program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD). Setelah empat tahun berjalan, program ini mulai membuahkan hasil dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk merawat dan mempertahankan bahasa daerah agar tetap hidup di tengah arus modernisasi.
Dilansir dari detikEdu, salah satu capaian RBD per seperempat tahun 2024 adalah jumlah daerah yang direvitalisasi mengalami peningkatan cukup signifikan. Tepatnya, pada 2022, dari 13 provinsi, bahasa daerah yang berhasil direvitalisasi berjumlah 39 bahasa, tahun 2023 dari 25 provinsi, bahasa yang berhasil direvitalisasi adalah 72 bahasa.
Tahun 2024 kembali meningkat, dari 38 provinsi di seluruh Indonesia, bahasa yang berhasil direvitalisasi adalah 92 bahasa. Salah satu provinsi yang memiliki bahasa daerah cukup beragam adalah Jawa Timur. Kira-kira apa saja bahasa ibu di Jawa Timur?
1. Bahasa Jawa
Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa ibu di Jawa Timur. Bahasa ini yang paling umum digunakan masyarakat di provinsi ini. Terutama yang tinggal di sekitar Surabaya, Jember, Kabupaten Malang, hingga Bojonegoro.
Bahasa Jawa memiliki tingkatan bahasa sesuai penggunaannya dalam percakapan sehari-hari. Bahasa Jawa Ngoko, merupakan bahasa yang paling kasar dan biasanya digunakan untuk percakapan santai bersama teman, bahasa Jawa Madya untuk situasi formal atau resmi, dan bahasa Jawa Krama untuk berbicara dengan orang yang lebih tua atau dihormati.
bahasa Jawa juga dituturkan masyarakat di Jawa Tengah dan Banten. Selain itu, bahasa Jawa terdiri atas empat dialek, di antaranya dialek Jawa Timur, dialek Osing yang umumnya digunakan di Kabupaten Banyuwangi.
Lalu, ada dialek Tengger dengan penutur mayoritas suku Tengger di wilayah pegunungan Bromo dan Kecamatan Sukapura, serta dialek Solo-Yogya yang biasanya dituturkan masyarakat Madiun dan sekitarnya hingga ke arah barat menuju Jawa Tengah.
2. Bahasa Madura
Selanjutnya adalah bahasa Madura. Penutur bahasa ibu yang satu ini berpusat di Pulau Madura. Meski posisinya berdekatan dengan Jawa Timur, bahasa Madura punya kosa kata dan pelafalan yang unik. Hingga kini, tercatat lebih dari 7 juta penduduk di Indonesia merupakan penutur bahasa Madura.
Hal ini menjadikan bahasa Madura sebagai bahasa daerah dengan penutur terbanyak ketiga setelah bahasa Jawa dan bahasa Sunda. Berdasarkan laman Kemdikbud, bahasa Madura terdiri atas tiga dialek, di antaranya dialek Bangkalan yang umum digunakan masyarakat Madura bagian barat meliputi Kabupaten Bangkalan dan Sampang.
Sementara itu, dialek Pamekasan digunakan di wilayah Maduran bagian tengah dan Kabupaten Pamekasan, serta dialek Sumenep digunakan masyarakat di wilayah Madura bagian timur, tepatnya Kabupaten Sumenep.
3. Bahasa Bajo
Dilansir dari laman resmi Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia Kemdikbud, bahasa Bajo merupakan bahasa yang berasal dari Pulau Sulawesi. Namun, penuturnya tersebar di wilayah Jawa Timur, tepatnya di Desa Sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep.
Tidak hanya di Jawa Timur dan Sulawesi, bahasa ini diketahui telah tersebar hingga ke Kalimantan Timur, Kangean, Bali, Sumbawa, bahkan hingga Sabah Malaysia. Keunikan dari bahasa ini adalah seluruh dialek Bajo berdampingan dengan bahasa Sama dari Filipina, masuk dalam rumpun bahasa Borneo, tepatnya Barito Besar.
(hil/irb)