Ilmuwan Pecahkan Misteri Kehidupan Berusia Miliaran Tahun, Ini Hasil Temuannya

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Pecahkan Misteri Kehidupan Berusia Miliaran Tahun, Ini Hasil Temuannya

Martha Grattia - detikEdu
Kamis, 15 Jun 2023 09:30 WIB
Ilmuwan berhasil mengungkap β€˜dunia yang hilang’ dari organisme purba.
Foto: Doc. Australian National University (ANU)
Jakarta -

Belum lama ini para ilmuwan telah menemukan kehidupan misterius pada steroid pada batuan berusia 1,6 miliar tahun di daratan Northern Territory Australia. Temuan ini membantu para ilmuwan memecahkan misteri tentang evolusi kehidupan bersel tunggal.

Senyawa ini diproduksi oleh organisme eukariotik, yang didefinisikan dengan memiliki sel dengan nukleus dan organel interior yang terikat oleh membran.

Eukariota modern termasuk tanaman, jamur dan hewan. Sebaliknya, prokariota seperti bakteri dan archaea tidak memiliki ciri-ciri ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Evolusi Pertama 2 Miliar Tahun Lalu

Berdasarkan data molekuler, para peneliti mengetahui bahwa eukariota bersel tunggal pertama kali berevolusi setidaknya 2 miliar tahun yang lalu, tetapi hanya ada sedikit catatan fosil tentang hari-hari awal mereka, sebagaimana dikutip dari laman Live Science.

Namun yang membingungkan bahwa steroid tersebut dihasilkan oleh eukariot sebagai bagian dari membrannya baru muncul dalam catatan fosil sekitar 800 juta tahun yang lalu.

ADVERTISEMENT

Sedangkan nenek moyang terakhir dari evolusi eukariotik, termasuk manusia saat ini ternyata telah ada sejak 1,2 miliar tahun lalu dan menghasilkan steroid ini.

Hal yang membuat para peneliti kebingungan adalah mengapa mereka tidak muncul pada bebatuan kuno.

Eukariota Melimpah di Bebatuan

Sekarang, para peneliti telah menemukan bahwa mereka mencari hal yang salah. Alih-alih mencari senyawa steroid yang tampak modern, mereka menemukan prekursor dari langkah awal dalam metabolisme mikroba.

Hasil penelitian kemudian diterbitkan pada 7 Juni lalu di jurnal Nature. Jochen Brocks, seorang profesor di Research School of Earth Sciences di Australia National University mengungkapkan bahwa penemuan ini mengubah gambaran dari apa yang dipercaya para peneliti tentang kelimpahan asli eukariota.

"Sebelumnya, kami mengira eukariota memiliki kelimpahan yang sangat renda atau terbatas di lingkungan marjinal yang membuat kami tidak dapat menemukan fosil molekuler, ternyata di habitat laut terbuka lebih banyak bentuk batuan yang melimpah," ujar Brocks.

Berevolusi di Lingkungan yang Berbeda

Laura Katz, seorang ahli biologi di Smith College mengungkapkan bahwa studi ini menjadi langkah signifikan ke depan untuk mengisi data yang hilang.

"Studi ini membantu untuk memahami eukariota awal ini dan seperti apa bentuk awalnya," ujar Katz.

Menurut seorang ahli biologi molekuler di Universitas Dalhousie Kanada, Andrew Roger, organisme yang ditemukan ini berevolusi di lingkungan yang berbeda saat ini.

Diketahui bahwa atmosfer bumi tidak mengandung tingkat oksigen yang signifikan hingga 2,4 miliar tahun dan baru mencapai tingkat oksigen modern 650 juta tahun yang lalu.

Sehingga tingkat oksigen di atmosfer ini berperan dalam evolusi eukariota mengingat kebanyakan eukariota menggunakan oksigen dalam metabolismenya.

Bahkan kemungkinan steroid yang baru berevolusi ini memungkinkan eukariota awal ini pindah ke lingkungan baru yang kaya akan oksigen.




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads