Sebuah tim peneliti dari Mesir tengah mengamati misteri dari mumi yang berusia 2300 tahun. Namun, mereka tak berani menyentuhnya. Kenapa ya?
Mumi yang ditemukan di Nag el-Hassay di Mesir selatan pada 1916 ini masih disimpan sampai sekarang tanpa diperiksa di museum Mesir Kairo. Namun, baru-baru ini tim peneliti dari negara tersebut berhasil melakukan pemindaian digital untuk mencari tahu lebih detail terkait mumi tersebut.
Tubuh Dihiasi 49 Jimat
Ketua tim penelitian mumi yakni Sahar Saleem, seorang Profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Kairo mengatakan mumi tersebut punya kelas status sosial tinggi. Buktinya tubuh mumi dihiasi 49 jimat berharga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak yang terbuat dari emas, sementara beberapa terbuat dari batu semi mulia, tanah liat yang dibakar, atau faience. Tujuannya adalah untuk melindungi tubuh dan memberinya vitalitas di akhirat," jelas Saleem dilansir dari The Guardian, Kamis (27/3/2025).
Jimat yang ada pada tubuhnya berbentuk hati emas dan tersangkut di tenggorokan dan lidah. Penelusuran tubuh mumi ini dikatakan Saleem lewat pemindaian computed tomography (CT).
"Di tata dengan indah dalam susunan unik tiga kolom di antara lipatan pembungkus dan di dalam rongga tubuh mumi. Di antaranya mata Horus, scarab, amulet akhet cakrawala, plasenta, simpul Isis, dan lainnya," ujar Saleem.
Mumi Dijuluki 'Anak Emas'
Mumi diperkirakan adalah seorang anak laki-laki berusia 14 atau 15 tahun. Sehingga peneliti kemudian menamai mumi tersebut sebagai 'Anak Emas'.
Hal itu ditaksir berdasar tingkat penyatuan tulang dalam kerangka serta gigi bungsunya. Temuan lain juga menyimpulkan bahwa anak tersebut tak disunat.
Dikarenakan karakteristik yang berbeda dengan mumi lainnya, peneliti memprediksi mumi bukanlah orang Mesir. Hal ini dapat menjadi bukti tambahan tentang mumi tak hanya berasal dari Mesir.
"Tidak adanya sunat menarik karena hal ini dapat memberi tahu kita sesuatu tentang etnisnya orang Mesir cenderung disunat sebelum usia 13 tahun," kata Prof Salima Ikram, kepala Egyptology di Universitas Amerika di Kairo saat memberikan komentarnya terkait penelitian Saleem.
Ikram menyebut mumi bisa saja adalah orang Nubia, Yunani, Persia atau Asia kecil. Bisa dikatakan dia bukan seorang Yahudi.
Namun Ikram mengkritik soal kesimpulan peneliti yang memperkirakan jimat yang ditaruh sekitar penis mumi bertujuan untuk membantu penyembuhan tubuh mereka di akhirat. Menurutnya, itu tak bisa disimpulkan begitu saja.
"Jimat dua jari muncul di bagian tubuh lain. Kami tidak benar-benar tahu apa yang dilambangkannya. Anda bisa menafsirkannya sebagai tangan bidan saat ia menggunakan dua jari untuk mengeluarkan lendir dari mulut anak. Menurut orang Mesir, saat Anda meninggal, Anda akan terlahir kembali," tuturnya.
(cyu/faz)