Fenomena 'Strawberry Moon', Purnama yang Muncul di Bulan Juni

Zefanya Septiani - detikEdu
Selasa, 06 Jun 2023 07:30 WIB
Ilustrasi Strawberry Moon atau bulan purnama stroberi yang muncul setiap bulan Juni Foto: Matt Cardy/Getty Images
Jakarta -

Fenomena bulan purnama menjadi salah satu penampakan yang dinanti-nantikan oleh banyak orang. Pasalnya, fenomena ini membuat kita dapat melihat bulan dengan cahaya yang terang disertai dengan beberapa benda langit.

Salah satunya bulan purnama stroberi atau Strawberry Moon yang tampak beberapa hari lalu. Penampakan purnama ini terjadi pada 3 Juni pukul 11.42 malam Eastern Daylight Time atau 4 Juni 2023 pukul 03.42 UTC/GMT menurut Observatorium Angkatan Laut, Amerika Serikat atau US Naval Observatory (USNO).

Sementara, di New York, para pengamat dapat melihat bulan yang hampir penuh terbenam sekitar pukul 04.41 pagi waktu setempat pada tanggal 3 Juni, dan kembali terbit pada malam harinya pukul 08.21 malam, seperti yang dituliskan pada laman Space.


Penamaan Bulan Purnama Strawberry

Nama bulan purnama yang terjadi pada Juni menjadi Strawberry Moon disematkan oleh suku-suku asli di Amerika Utara. Bulan Juni secara tradisional merupakan waktu stroberi liar siap dipanen di Amerika Utara. Namun kini, pada varietas modern, stroberi juga tersedia pada bulan-bulan lainnya.

"Bulan purnama bulan Juni dinamai dengan apa yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai 'strawberry moon' oleh beberapa masyarakat adat, termasuk anggota suku Algonquin, Ojibwe, Dakota, dan Lakota, untuk menandai pematangan stroberi liar," dikutip dari Newsweek.

Menurut Ontario Native Literacy Coalition, Anishinaabe (Ojibwe) juga menyebut Strawberry Moon sebagai Ode'miin Giizis sebagai waktu untuk perjamuan tahunan dan menyambut orang untuk pulang.

Di sisi lain, orang Cree akan menyebutnya sebagai Opiniyawiwipisim atau Bulan Bertelur-Telur. Penamaan ini digunakan karena saat itu burung-burung dan unggas air mulai bertelur.

Menurut kalender bulan tradisional China, tanggal 3 Juni jatuh pada hari ke-16 bulan lunar keempat atau yang juga disebut sebagai Bulan Pohon Sengon atau Huaiyue.

Sementara, di Selandia Baru, kalender tradisional Maori disebut sebagai maramataka dan didasarkan pada perubahan bulan, menyerupai kalender Yahudi dan Muslim. Namun, kalender milik suku Maori memulai bulan lunar pada saat bulan purnama dan memulai tahun dengan bulan yang berlangsung dari Mei hingga Juni.

Oleh sebab itu, bulan purnama Juni adalah awal bulan kedua yang disebut sebagai Hongonui, yang dijelaskan oleh suku Maori sebagai bulan yang sangat dingin. Diketahui, Juni merupakan pertengahan musim dingin di Bumi bagian selatan.


Planet yang Terlihat Saat Bulan Purnama Juni

USNO mengungkapkan pada tanggal 3 Juni, matahari terbenam di New York pada pukul 20.22 dan merupakan saat yang sama dengan waktu bulan terbit. Saat matahari tenggelam di bawah horizon, bulan akan berada di tenggara dan ketika langit mulai gelap, kita dapat melihat Venus dan Mars di bagian barat.

Penampakan Venus akan terlihat lebih terang sehingga menjadi salah satu benda langit pertama yang terlihat selain bulan. Sementara, Mars akan tampak seperti bintang kemerahan yang terletak di sebelah kiri dan sedikit di atas Venus.

Kemudian, sekitar pukul 9 malam, di sebelah kanan Venus akan terlihat dua bintang terang, yaitu Pollux dan Castor. Pollux adalah bintang yang lebih dekat dengan Venus.

Venus akan terbenam pada pukul 11.41 EDT, waktu setempat akan serupa di lokasi garis lintang utara lainnya. Sementara, Mars akan terbenam segera setelah tengah malam, yaitu pada pukul 00.03 dini hari pada tanggal 4 Juni.

Sementara, Saturnus baru akan terbit pada pukul 01.17 dini hari EDT pada tanggal 4 Juni dan berada di rasi bintang Aquarius. Saturnus akan terlihat menonjol karena Aquarius bukan merupakan rasi bintang terang.

Jupiter, akan mengikuti Saturnus dan terbit pada pukul 03.30 pagi EDT dalam rasi bintang Aries. Planet terakhir yang akan terbit ialah Merkurius, yang akan melintasi horizon pada pukul 04.23 pagi.

Saturnus dan Jupiter akan lebih mudah terlihat karena mereka terbit cukup awal sebelum matahari terbit. Saturnus akan berada 15 derajat di atas tenggara pada pukul 3 pagi dan Jupiter berada sekitar 11 derajat di atas pada pukul 04.30 pagi, kedua benda langit ini akan tampak cukup terang meskipun saat itu langit mulai sedikit terang dan matahari mulai terbit.

Di sisi lain, Merkurius akan menjadi benda langit yang paling menantang untuk diobservasi karena akan terbit selama satu jam sebelum matahari dan tidak akan naik lebih dari 10 derajat di atas cakrawala. Saat matahari mulai terbit Merkurius akan menghilang karena cahaya matahari.

Barulah sehari setelah bulan purnama, Venus akan berada pada elongasi timur terbesarnya. Artinya, Venus akan berada sejauh mungkin dari matahari sepanjang eliptika (garis yang digambarkan oleh matahari saat bergerak melawan latar belakang bintang-bintang).

Hal itu juga berarti Venus akan terlihat selama periode terpanjang di malam hari dan akan terbenam pada pukul 11.40 malam.



Simak Video "Video: Momen Bulan Purnama Mencapai Titik Terendah di Langit China"

(pal/pal)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork