Andes Hamuraby Rozak, Kepala PR Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya dan Kehutanan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap 1.070 flora di Indonesia masuk dalam status terancam punah. Dia juga menyatakan, jumlah kepunahan akan terus meningkat.
"Saat ini ada 1.070 tumbuhan yang terancam kepunahan yang ada di Indonesia dan itu kecenderungannya akan naik terus karena asesmen status konservasi terus dilakukan," ujar Andes pada Peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Internasional 2023 From Agreement to Actions: Build Back Biodiversity di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno BRIN, Cibinong, Jawa Barat, Senin (22/5/2023).
Apa yang menjadi latar belakang kepunahan flora di Indonesia?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab flora di Indonesia Terancam Punah
Menurut Andes, ada beragam sebab flora di Indonesia terancam punah, salah satunya ialah anthropogenic activity atau aktivitas manusia. Di antaranya kegiatan agrikultur dan pembukaan lahan.
"Salah satunya itu saya kira anthropogenic activity yang saat ini cenderung berperan tinggi dalam proses kepunahan," ujarnya.
Selain itu, kepunahan di Indonesia juga menunjukkan kemerataan di berbagai wilayah. Andes melanjutkan, baik Kalimantan hingga Papua memiliki data kepunahan yang serupa.
"Sebetulnya tersebar merata. Kalimantan banyak terancam punah. Hampir semua merata jadinya Kalimantan, Sumatera, terus Papua juga ada. Ada juga di Kawasan Wallace," jelasnya.
Andes melanjutkan, masih banyak spesies tumbuhan yang belum dinilai status konservasinya. Langkah BRIN setelah melakukan asesmen adalah merancang program untuk peningkatan populasi.
"Akan terus kita update sehingga nanti jika suatu pohon sudah memiliki status konservasinya nanti status konservasinya bisa kita desain untuk meningkatkan populasinya dan seterusnya," ujar Andes.
Hari Keanekaragaman Hayati Internasional 2023
Bertepatan dengan Hari Keanekaragaman Hayati 2023, BRIN menjadikan upaya penyelamatan keanekaragaman hayati (kehati) sebagai program prioritas riset. Presiden Jokowi secara khusus telah mengeluarkan instruksi untuk pengarusutamaan kehati.
Sejalan dengan itu, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menegaskan bahwa Hari Biodiversitas Internasional merupakan momentum penting memperingati keanekaragaman hayati di seluruh dunia, khususnya di Indonesia.
"Kini, keanekaragaman hayati menghadapi ancaman serius seperti perubahan iklim, polusi, kehilangan habitat, dan eksploitasi sumber daya alam adalah beberapa faktor utama yang mengancam keberlanjutan kehati. Oleh karena itu, perlu adanya upaya kolektif untuk melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati," terang Handoko.
Handoko menegaskan, BRIN terus berkomitmen untuk mengadopsi praktik berkelanjutan, mempromosikan konservasi, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya keanekaragaman hayati melalui riset-riset terkait yang dilakukan para periset BRIN maupun forum-forum diskusi ilmiah.
(nir/nwy)