Para ahli yang tergabung dalam kegiatan kolaborasi antara Balai Taman Nasional Meru Betiri (TNMB), Yayasan Save Indonesian Nature & Threatened Species (SINTAS), dan Pusat Riset Ekologi dan Etnologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan flora endemik terancam punah. yang sebelumnya belum pernah tercatat terdapat di TNMB.
Tanaman tersebut adalah Dehaasia pugerensis. Konon, di Bumi hanya ada di Jember, Jawa Timur dan tersisa hanya 191 individu dewasa saja.
"Jenis tersebut adalah Dehaasia pugerensis yang konon di Bumi hanya terdapat di wilayah Jember dan hanya tersisa sebanyak 191 individu dewasa saja," jelas TNMB dalam situs resmi, dikutip Jumat (13/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Flora Dehaasia pugerensis ditemukan di blok Curah Luwak, Resort Andongrejo, SPTN Wilayah II Ambulu pada 14 Agustus 2024 lalu. Mereka yang menemukannya adalah peserta dan pemateri Enggal P, Dewi Inggil, dkk pada Race Against Extinction" Protecting a Vanish Legacy, Dehaasia pugerinsis, in its last stand of Meru Betiri National Park Indonesia".
Setidaknya ada 5 individu yang ditemukan di wilayah itu. Tak lama, jenis yang sama sebanyak 1 individu juga ditemukan di Blok Pringtali Resort Bandealit SPTN Wilayah II Ambulu pada 29 Agustus 2024, oleh anggota Resort Bandealit Aswi, Hafid dkk.
Pada 30 Agustus 2024, jenis flora yang sama dengan jumlah individu yang cukup banyak juga ditemukan di Resort Wonoasri SPTN Wilayah II Ambulu tepatnya di Blok Pletes dan jalur Nanggelan oleh anggota Resort Wonoasri Abdul Muis (PEH) , Mistar dkk.
Masuk Daftar Merah IUCN
Koordinator Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) TN Meru Betiri mengatakan BRIN sudah meneliti tanaman ini sejak 2020 dan menyatakan Dehaasia adalah jenis flora endemik yang hanya satu-satunya ditemukan di Kabupaten Jember, tepatnya di Kecamatan Puger.
Penemuan ini berawal dari pelatihan yang dilakukan Yayasan SINTAS Indonesia dan Pusat Riset Ekologi dan Etnologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang bekerja sama dengan pengelola TNMB.
"Kami diberikan pelatihan eksplorasi terkait dengan flora Dehaasia itu dan saat peserta pelatihan turun ke kawasan rimba di TN Meru Betiri ditemukan cukup mudah tumbuhan endemik yang terancam punah itu tumbuh di tepi jalan," ujar Nur Rohmah kepada Antara (12/9/2024), dikutip Jumat (13/9/2024).
Nur Rohmah mengatakan Dehaasia masuk daftar merah yang dikeluarkan International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan kategori terancam kritis.
"Kami bersyukur tumbuhan itu masih bisa ditemukan di kawasan TN Meru Betiri," ungkap Nur Rohmah.
Dia yakin jenis tumbuhan ini kemungkinan bisa ditemukan di kawasan TNMB lainnya karena petugas dengan mudah dapat menemukannya. Walaupun begitu, pihaknya masih akan melakukan inventarisasi populasinya ke depan.
"Berdasarkan data inventarisasi flora di TN Meru Betiri tercatat setidaknya terdapat 602 jenis tumbuhan yang terdiri atas 98 Familia dengan 242 jenis di antaranya berkhasiat sebagai tumbuhan obat, sehingga dengan tambahan Dehaasia maka jumlah flora bertambah menjadi 603 tumbuhan," jelas Nur Rohmah.
Dia mengatakan, ke depannya pihaknya mempunyai pekerjaan rumah untuk menginventarisasi populasi Dehaasia pugerensis. Tumbuhan yang tingginya sekitar 8 meter dan pohonnya tak terlalu besar ini tak menjadi potensi illegal logging di zona rimba.
Nur Rohmah menegaskan flora dan fauna yang hidup di kawasan TNMB dipastikan akan terus bertambah seiring kegiatan penelitian yang dilakukan mahasiswa dan dosen berbagai perguruan tinggi ke taman nasional tersebut.
Taman Nasional Meru Betiri sendiri adalah salah satu wilayah di Pulau Jawa yang masih menyisakan formasi hutan hujan tropis dataran rendah dengan formasi relatif lengkap. Tercatat setidaknya ada 512 jenis satwa yang terdiri dari 31 mamalia, 7 reptil, 254 aves, 123 insecta, 40 pisces, 71 anthropoda, 17 odonata, 10 amphibi, dan 6 bivalvia.
(nah/nwk)