Planet Seukuran Bumi Ditemukan Astronom, Tertutup Gunung Api

ADVERTISEMENT

Planet Seukuran Bumi Ditemukan Astronom, Tertutup Gunung Api

Devita Savitri - detikEdu
Senin, 22 Mei 2023 12:30 WIB
Planet mirip Bumi
Foto: NASA/ilustrasi planet seukuran Bumi
Jakarta -

Sebuah planet seukuran Bumi ditemukan para astronom di luar tata surya kita atau Galaksi Bima Sakti. Hal tersebut disampaikan dalam sebuah jurnal Ilmiah Nature edisi 17 Mei 2023.

Dikutip dari laman National Aeronautics and Space Administration (NASA), planet yang dinamai LP 791-18 d itu mungkin dilapisi berbagai gunung berapi. Akibatnya, planet tersebut bisa mengalami berbagai ledakan vulkanik sesering bulan di Jupiter yang juga menjadi benda vulkanik paling aktif di tata surya kita.

Penelitian itu dipimpin oleh Merrin Patterson yang juga lulusan dari Trottier Institute for Research on Exoplanets (iREx) yang berbasis di University of Montreal. Merrin bersama rekannya mempelajari planet LP 791-18 d menggunakan data dari Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) milik NASA, Splitzer Space Telescope dan serangkaian observatorium berbasis darat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keadaan Planet LP 791-18 d, Layak Huni?

Salah satu rekan penulis BjΓΆrn Benneke menjelaskan, planet LP 791-18 d mengalami pasang surut yang terus-menerus menghadap bintangnya.

Pada siang hari, di planet tersebut akan terasa sangat panas terlebih untuk air yang ada di permukaan.

ADVERTISEMENT

Dengan jumlah aktivitas vulkanik yang tinggi ternyata dapat mempertahankan atmosfer di planet tersebut. Hal ini memungkinkan air mengembun di malam hari.

"LP 791-18 d mengorbit bintang katai merah kecil sekitar 90 tahun cahaya di konstelasi kawah selatan. Hal ini diperkirakan hanya sedikit lebih besar dan lebih masif dari Bumi," ungkapnya.

Berdasarkan data, planet ini berada di tepi dalam zona layak huni. Para ilmuwan berhipotesis air bisa ditemukan di permukaan planet. Jika planet ini aktif secara geologi dan dapat mempertahan atmosfer.

Suhu di planet ini bisa teratur dan cukup turun di malam hari sehingga mengembun dan menciptakan air di permukaan.

Penemuan Planet Lainnya

Sebelum LP 791-18 d, ternyata para astronom menemukan dua planet lain yang dinamakan sebagai LP 791-18 b dan c.

LP 791-18 b diketahui berukuran sekitar 20% lebih besar dari Bumi, sedangkan LP 791018 c berukuran 2,5 kali ukuran Bumi dan lebih dari 7 kali massanya.

Dengan penemuan LP 791-18 d, astronom menjelaskan orbit planet d dan c melintas sangat dekat satu sama lain.

Setiap lintasan yang mendekat dengan planet c akan menciptakan tarikan gravitasi yang lebih masif sehingga jalur orbitnya berbentuk agak elips.

Di jalur elips ini, planet d sedikit berubah bentuk setiap kali mengelilingi bintang. Deformasi ini dapat menciptakan gesekan internal yang cukup untuk memanaskan bagian dalam planet secara substansial dan menghasilkan aktivitas vulkanik di permukaannya.

Fenomena tersebut juga ditemukan di planet Jupiter dan beberapa bulannya yang melakukan cara yang sama.

Dengan penemuan ini, para astronom berpikir planet d juga menjadi kandidat untuk studi atmosfer lebih lanjut selain planet c.

Namun, masih ada pertanyaan besar yang belum terjawab terkait asal-usul kehidupan di Bumi.

Jessie Christiansen seorang ilmuwan dan peneliti di NASA menjelaskan pertanyaan itu masuk ke dalam ranah astrobiologi.

"Apakah aktivitas tektonik atau vulkanik diperlukan untuk kehidupan?," tanyanya.

Menurutnya, syarat sebuah planet layak huni selain menyediakan atmosfer adalah memiliki aktivitas tektonik atau vulkanik.

"Selain berpotensi menyediakan atmosfer, proses ini dapat mengaduk bahan yang akan tenggelam dan terperangkap di kerak bumi, termasuk yang kami anggap penting bagi kehidupan, seperti karbon," tutupnya.

Diketahui Pengamatan Spitzer dilakukan dengan menggunakan data yang terakhir kali dikumpulkan satelit sebelum dinonaktifkan pada Januari 2020. Sedangkan TESS adalah misi Penjelajah Astrofisika NASA yang dipimpin dan dioperasikan oleh MIT di Cambridge, Massachusetts, dan dikelola oleh Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA serta mitra tambahan lainnya.

Seluruh data ilmiah yang dikumpulkan oleh Spitzer selama masa pakainya tersedia untuk umum melalui arsip data Spitzer, yang disimpan di Arsip Sains Inframerah di IPAC di Caltech di Pasadena, California. Jadi apakah detikers berniat untuk menelitinya?




(faz/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads