Kelompok Kadal Ini Tak Ada yang Jantan, Bagaimana Mereka Bereproduksi?

ADVERTISEMENT

Kelompok Kadal Ini Tak Ada yang Jantan, Bagaimana Mereka Bereproduksi?

Zefanya Septiani - detikEdu
Minggu, 14 Mei 2023 08:00 WIB
Kadal Whiptail
Kadal Whiptail Foto: Wikimedia Commons
Jakarta -

Pada umumnya, kadal akan bereproduksi secara seksual dan membutuhkan gen baik dari kadal betina maupun kadal jantan. Namun, hal tersebut berbeda bagi kadal whiptail yang seluruhnya betina.

Uniknya, kadal whiptail yang berasal dari genus Aspidoscell, dalam kode genetiknya tidak memiliki gen yang berasal dari kadal jantan seperti yang dituliskan dalam laman Science ABC.

Spesies ini tersebar dalam berbagai habitat di Meksiko Utara dan wilayah barat daya Amerika Serikat. Secara morfologi, spesies ini cukup berbeda dengan kadal lainnya karena telah berevolusi sesuai dengan area sekitarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara Kadal Whiptail Berkembang Biak Tanpa Indukan Jantan

Kadal whiptail, berbeda dengan kadal biasanya karena kadal ini akan mencapai kematangan seksual pada usia dua tahun dan akan melahirkan anak-anak mereka sendiri.

Hal itu dapat terjadi karena semua kadal whiptail betina bersifat partenogenesis. Artinya, mereka tidak bereproduksi dari peleburan sel telur dengan sel sperma yang akhirnya menghasilkan zigot.

ADVERTISEMENT

Diketahui, terdapat dua jenis spesies partenogenesis. Pertama, ialah spesies yang tidak dapat berproduksi secara seksual. Kedua, ialah spesies fakultatif yang mampu beralih antara partenogenesis dan reproduksi seksual, bergantung pada kondisi lingkungan.

Ajaibnya, kadal whiptail merupakan satu-satunya spesies betina yang sepenuhnya partenogenetik di Bumi. Oleh sebab itu, mereka hanya bereproduksi melalui cara aseksual yang menyebabkannya tetap dapat hidup meskipun koloninya semua betina.

Perkembangan bayi kadal whiptail baru terjadi dari sel telur yang tidak dibuahi, di mana kedua salinan kromosom berasal dari satu induknya.

Reproduksi aseksual tidak memiliki percampuran gen yang menyebabkan semua keturunannya ialah klon dari induknya. Susunan genetik yang sama ini dapat menyebabkan mereka tidak memiliki sifat outlier yang membantu mereka bertahan dari serangan penyakit atau predator.

Uniknya, meskipun terdapat 80 atau lebih hewan yang dapat mengkloning dirinya sendiri, kadal whiptail menjadi satu-satunya yang menjadi partenogenesis terlepas dari keadaan. Pasalnya, hewan lain akan menjadi partenogenesis ketika ada kekurangan atau tidak tersedianya jantan.

Ciri khas dari kadal whiptail ini menjadikannya menarik secara akademis. Kendati demikian, reproduksi aseksual tidak akan pernah bisa bersaing dengan reproduksi seksual dalam hal variabilitas genetik yang dibawanya.

Namun, spesies ini berisiko punah apabila lingkungan terus berubah dan menuntut tingkat keturunan yang lebih tangguh dengan sekumpulan gen yang tidak pernah dapat diproduksi oleh hewan aseksual.

Kemungkinan Spesies Whiptail Baru Muncul Setelah 10 Juta Tahun

Spesies whiptail yang hampir seluruhnya betina dapat terjadi akibat adanya peristiwa hibrida, yaitu jantan salah satu spesies kawin dengan betina dari spesies lain.

Peristiwa ini kemungkinan terjadi karena betina dari satu spesies terisolasi dari jantannya yang menyebabkannya kawin dengan jantan spesies lainnya.

Hal itu menyebabkan terciptanya sekelompok keturunan atau hibrida yang membawa dua set kromosom yang berbeda dari dua spesies yang unik. Para peneliti mengatakan bahwa evolusi spesies uniseks, seperti kadal whiptail, membutuhkan jarak genetik sekitar 10 juta tahun.

Artinya, setelah hibridisasi dari nenek moyang yang sama, diperlukan sekitar 10 juta tahun bagi spesies kadal yang berisikan betina saja untuk muncul.

Meskipun, kadal whiptail tidak melakukan seks yang dapat membantu menambah keragaman genetik mereka, mereka dapat bertahan hidup karena telah berevolusi sehingga dapat mengendalikan penyusutan gen mereka.

Betina dari spesies ini mampu menghasilkan telur yang memiliki dua kali lipat jumlah bahan genetik standar. Kromosom yang lebih banyak dihasilkan inilah yang menyebabkan lebih banyak variasi gen, serta sifat-sifat yang dihasilkan dari gen-gen tersebut.




(pal/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads