Studi Tunjukkan Kelas Pagi Justru Hasilkan Nilai Lebih Rendah

ADVERTISEMENT

Studi Tunjukkan Kelas Pagi Justru Hasilkan Nilai Lebih Rendah

Novia Aisyah - detikEdu
Rabu, 26 Apr 2023 08:00 WIB
Back of university student with backpack while going to college by walking from street, teenager in campus, education concept
Foto: Getty Images/iStockphoto/mangpor_2004
Jakarta -

Nilai akademik berkorelasi dengan pukul berapa kelas dimulai. Namun, yang dimaksud adalah nilai akademik akan lebih baik apabila kelas dimulai lebih siang.

Setidaknya hal inilah yang diungkap melalui data digital dari puluhan ribu mahasiswa di Singapura. Para peneliti Duke-NUS Medical School dan rekannya mengungkapkan penemuan tersebut dalam jurnal Nature Human Behaviour.

Penelitian dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa menunda waktu mulai sekolah untuk siswa menengah dapat meningkatkan lama waktu tidur mereka dan mengurangi rasa kantuk selama jam belajar. Kendati begitu, hasil dari berbagai studi tersebut cukup beragam pula.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk menentukan dampak mengenai kelas lebih siang, khususnya pada mahasiswa, associate professor Joshua Gooley dari Duke-NUS' Neuroscience & Behavioral Disorders Programme dan rekannya menggunakan sejumlah data dari mahasiswa. Data-data tersebut di antaranya data koneksi W-Fi, data login ke platform pembelajaran digital universitas, dan data aktivitas dari jam tangan dengan penginderaan khusus untuk melakukan pemantauan skala besar terhadap kehadiran di kelas dan perilaku tidur puluhan ribu mahasiswa.

Kelas Lebih Pagi, Nilai Lebih Rendah

"Kami menerapkan metode baru yang memungkinkan pemantauan kehadiran kelas dan perilaku tidur dalam skala besar, dengan menganalisis data koneksi WiFi siswa dan interaksi mereka dengan platform pembelajaran digital," kata Dr Yeo Sing Chen, penulis utama studi dikutip dari Duke-NUS Medical School.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan data tersebut, para peneliti menemukan bahwa waktu kelas yang dimulai lebih awal berkaitan dengan tingkat kehadiran yang lebih rendah dan banyak siswa yang tertidur setelah kelas dimulai.

Ketika mahasiswa menghadiri kelas pagi, mereka kehilangan waktu tidur sekitar satu jam. Lebih banyak kelas pagi dalam seminggu juga berkorelasi dengan nilai rata-rata yang lebih rendah.

"Jika tujuan pendidikan formal adalah untuk memposisikan siswa kita agar berhasil di kelas dan dunia kerja, mengapa kita memaksa banyak mahasiswa mengambil keputusan yang buruk, yaitu melewatkan kelas pagi untuk tidur lebih lama atau menghadiri kelas sambil kurang tidur?" ujar Prof Gooley.

"Pesan yang dapat diambil dari penelitian kami adalah bahwa universitas harus mempertimbangkan kembali soal kelas wajib pagi hari," lanjutnya.

Para peneliti menarik data melalui log koneksi Wi-Fi dari 23.391 siswa untuk mengetahui apakah kelas pagi berkorelasi dengan kehadiran yang lebih rendah. Mereka kemudian membandingkan data tersebut dengan data aktivitas turunan selama enam minggu dari subset 181 siswa untuk menentukan apakah siswa tersebut tidur ketimbang menghadiri kelas pagi.

Mereka juga menganalisis data aktivitas menggunakan pola login siang dan malam platform pembelajaran digital dari 39.458 mahasiswa. Hal ini untuk menentukan apakah kelas pagi dikaitkan dengan bangun lebih awal dan kurang tidur.

Terakhir, mereka mempelajari nilai dari 33.818 siswa dan jumlah kelas pagi yang diambil siswa tersebut untuk menentukan apakah itu berdampak pada nilai rata-rata nilai mereka.

Tim tersebut sekarang sedang menyelidiki perbedaan antara tingkat kehadiran di kelas, tidur, kesejahteraan, dan kinerja akademik antara mahasiswa tipe "early birds" versus "night owls".

"Kami berharap dapat menemukan bahwa siswa tipe malam akan mengalami kesulitan belajar di kelas pagi dan memiliki frekuensi kehadiran kelas yang lebih rendah, tidur yang lebih singkat, kesehatan mental yang lebih buruk, dan nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan teman sebayanya," kata Prof Gooley.




(nah/nwy)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads