Sebuah studi yang dipimpin Stanford University baru-baru ini menunjukkan bahwa di Kosta Rika, petak-petak kecil tutupan pohon justru bisa mengurangi keberadaan nyamuk invasif berbahaya. Nyamuk yang dimaksud yakni spesies nyamuk yang bisa menularkan penyakit, seperti demam berdarah.
Diketahui, penyakit demam berdarah yang menular lewat gigitan nyamuk Aedes ini bisa menimbulkan gejala awal seperti flu. Penyakit ini bisa menjadi lebih parah dengan muncul pendarahan, kegagalan organ, dan kematian jika tidak ditangani dengan tepat.
Mahasiswa Doktoral Biologi di Sekolah Humaniora dan Sains Stanford, Johanna Farner mengatakan temuan mereka memang tidak terdengar lazim. Selama ini, tempat yang banyak pohon seperti kebun atau hutan dinilai menjadi tempat yang banyak nyamuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, Farner menjelaskan, pohon-pohon tersebut merupakan habitat spesies nyamuk asli yang tidak berbahaya. Keberadaan nyamuk tidak berbahaya ini bisa menghambat masuknya spesies nyamuk yang justru berbahaya ke lingkungan masyarakat, seperti nyamuk demam berdarah.
"Mungkin kedengarannya berlawanan dengan intuisi (bahwa studi ini) menyarankan agar kita melindungi habitat nyamuk. Namun, memastikan bahwa banyak spesies nyamuk asli yang tidak menyebarkan penyakit dapat bertahan hidup itu bisa bantu mencegah masuknya spesies invasif yang berbahaya," jelasnya, dikutip dari laman Stanford Woods Institute for the Environment, Minggu (1/6/2025).
Baca juga: Apa Jadinya Jika Serangga Tak Ada di Bumi? |
Temuan di Kosta Rika
Studi yang dipublikasi di jurnal Landscape Ecology, Rabu (28/5/2025) ini dilakukan lewat pengamatan lapangan dan pemanfaatan data satelit atas tutupan lahan untuk penghijauan hutan, pertanian, dan area permukiman di Kosta Rika selatan, Amerika Tengah.
Peneliti menemukan, keberadaan nyamuk demam berdarah Aedes albopictus menurun di area yang tutupan pohonnya lebih banyak. Sedangkan jumlah total spesies nyamuk di sana meningkat.
Rupanya, lebih banyak spesies nyamuk di suatu titik lokasi menyebabkan persaingan antarspesies meningkat. Akibatnya, spesies nyamuk invasif berbahaya lebih kesulitan untuk menemukan tempat berkembang biak, tempat tinggal, serta titik sumber makanan yang tidak berpenghuni.
Di samping itu, tempat yang dihuni beragam spesies nyamuk sering kali lebih stabil dan tahan gangguan. Karena itu, kondisi ini kurang ramah bagi 'serangan' kedatangan Aedes albopictus.
Peneliti menjelaskan, Kosta Rika memiliki banyak penyakit yang ditularkan nyamuk. Dua spesies nyamuk invasif berperan sebagai hewan penular (vektor).
Area permukiman di Kosta Rika sayangnya memiliki keberagaman spesies nyamuk yang rendah. Akibatnya, kawasan permukimannya rentan dihuni spesies nyamuk penular penyakit.
Sementara itu, hutan yang diteliti dalam studi ini menjadi rumah bagi berbagai spesies nyamuk. Tidak satupun di antaranya merupakan nyamuk demam berdarah Aedes albopictus.
Adapun di area pertanian, yang terletak di antara hutan dan permukiman, punya hasil temuan beragam. Keberadaan nyamuk demam berdarah di area pertanian bergantung pada intensitasnya dan jenis penggunaan lahannya.
Berdasarkan temuan mereka, peneliti menyarankan agar semua pihak melindungi keberadaan pohon di wilayahnya, terutama di daerah tropis. Tak hanya melindungi keanekaragaman hayati, cara ini juga sekaligus mengurangi kemungkinan penularan penyakit lewat nyamuk berbahaya, yang bisa menyebar ke tempat-tempat rentan karena suhu menghangat, curah hujan berubah, dan aktivitas manusia.
Pentingnya Hutan Lindung
Lebih lanjut, peneliti menekankan pentingnya keberadaan hutan lindung. Mereka menjelaskan, hutan lindung menjadi benteng keanekaragaman hayati yang penting dan menjadi pelindung alami dari penyakit.
Namun, para peneliti memperingatkan, menanam pohon di luar hutan hanyalah pelengkap. Mereka menggarisbawahi, hal utama yang perlu dilakukan manusia adalah melestarikan wilayah alam yang lebih luas.
Peneliti dan Profesor Madya Biologi Sekolah Humaniora dan Sains Stanford University Erin Mordecai mengatakan, studi selanjutnya perlu menengok penyebab demam berdarah di daerah tropis pedesaan.
Ia menjelaskan, studi ini telah menunjukkan bahwa hutan dan tutupan pohon bisa mengurangi risiko demam berdarah. Namun, peneliti ke depannya harus bisa mengidentifikasi bentuk lain penggunaan lahan yang mempengaruhi pesatnya pertumbuhan nyamuk berbahaya. Dengan begitu, manusia bisa mengendalikan pengembangan penyakit ini.
Nyamuk yang Perlu Diwaspadai
Tak hanya nyamuk demam berdarah yang perlu diwaspadai. Berikut genus dan spesies nyamuk penular penyakit yang harus diantisipasi, salah satunya dengan pelestarian lingkungan:
Anopheles
Contoh spesies: Anopheles gambiae di Afrika, Anopheles quadrimaculatus di AS, dan Anopheles sundaicus di Indonesia
Penyakit yang ditularkan: Malaria
Aedes
Contoh spesies: Aedes aegypti, Aedes albopictus (nyamuk macan Asia)
Penyakit yang ditularkan: Demam berdarah dengue, chikungunya, virus Zika, demam kuning, virus Nil Barat
Culex
Contoh spesies: Culex pipiens, Culex tarsalis, Culex quinquefasciatus
Penyakit yang ditularkan: virus Nil Barat, radang otak ensefalitis St Louis.
(twu/faz)