.webp)
Sebuah video menampilkan dua warna air di perairan Kabupaten Gunungkidul viral di media sosial. Warna air laut yang biasanya berwarna biru kini terbagi menjadi warna biru dan coklat.
Dalam video yang diunggah di akun Instagram @ceritagunungkidul dan @updatedisini itu terlihat kapal nelayan yang sedang melintasi perairan berwarna biru dan coklat. Sekretaris SAR Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah II Gunungkidul Surisdiyanto mengatakan dirinya yang merekam video tersebut pada Jumat (17/2) siang.
"Hari Jumat itu ada pemantauan kondisi air laut sekalian nelayan-nelayan menebar jala. Nah, saya lihat airnya ada warna biru dan cokelat lalu saya videokan saja," ujarnya dalam detikJateng Selasa (21/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa penyebab warna air di Pantai Baron Gunungkidul menjadi dua warna?
Alasan Warna Air di Pantai Baron Gunungkidul Jadi Dua Warna
Menurut Surisdiyanto, fenomena ini terjadi karena meluapnya sungai bawah tanah Pantai Baron. Saat itu air laut di sisi selatan berwarna biru. Sedangkan di sisi utara tampak air berwarna coklat sehingga membuat perairan seperti 'terbelah'.
"Sampai Minggu (19/2/2023) masih jelas, hari ini juga masih, tapi sudah tidak pekat alias tipis," ucap Surisdiyanto.
Surisdiyanto menjelaskan, warna cokelat itu karena meluapnya aliran sungai bawah tanah yang bermuara di Pantai Baron. Saat cuaca tidak turun hujan deras, warna air laut yang cokelat akan kembali menjadi biru.
"Kondisi air seperti itu biasa terjadi saat sungai bawah tanah yang bermuara di Pantai Baron meluap. Nanti kalau cuacanya membaik warna air akan kembali normal," pungkasnya.
Fenomena Dua Warna Pada Air Laut
Fenomena dua warna pada air laut di Pantai Baron bukanlah yang pertama. Menurut sains, fenomena ini sukar terjadi karena terdapat pertemuan cahaya dengan substansi atau partikel di dalam air.
Awalnya, spektrum cahaya yang memasuki air akan diabsorpsi dan direfleksi. Absorpsi terhadap cahaya dilakukan oleh molekul-molekul air sendiri dan oleh bahan-bahan yang terkandung di dalamnya.
Selanjutnya, cahaya yang diserap akan dikonversi menjadi energi bahang. Cahaya yang diabsorpsi energinya akan berkurang dan daya tembusnya menurun berdasarkan kedalaman. Di lain sisi, cahaya juga akan direfleksikan kembali apabila memasuki air.
Warna yang diserap tidak akan tampak pada air. Namun sebaliknya, warna yang direfleksikan akan tampak secara eksplisit.
Seperti dijelaskan dalam Peranan Cahaya dalam Proses Produksi oleh Sunarto, warna air laut akan berubah bila terjadi perubahan turbiditas atau kekeruhan yang diakibatkan oleh selective scattering, natural absorptive colour, yellow substance, dan discoloring effect oleh materi tersuspensi.
(nir/twu)
