Jamur Jadi Penghubung Kunci Antar Pohon di Hutan, Seberapa Luas Jaringannya?

ADVERTISEMENT

Jamur Jadi Penghubung Kunci Antar Pohon di Hutan, Seberapa Luas Jaringannya?

Devita Savitri - detikEdu
Jumat, 17 Feb 2023 14:00 WIB
Sekelompok jamur puffball yang hidup di tanah.
Foto: NurPhoto via Getty Images/NurPhoto
Jakarta - Sebuah fakta menyebutkan, pohon-pohon di hutan bisa saling 'berbicara' satu sama lainnya melalui jaringan jamur . Namun, seberapa luas jaringan jamur menghubungan pohon di hutan?

Sesama makhluk hidup, pohon-pohon di hutan memang mampu berkomunikasi satu sama lainnya. Tak hanya mampu melakukan pertukaran informasi, mereka bisa saling berperang satu sama lain secara rahasia. Hal itu dilakukan melalui jaringan jamur yang tumbuh di sekitar pohon dan di dalam akar-akar mereka yang memberikan berbagai manfaat.

Seperti sebagai sumber nutrisi, tempat satu pohon bisa bertukar oksigen dan gula dengan pohon lainnya, serta bertukar informasi. Berbagai pertukaran ini disebut dengan Wood Wide Web (WWW) seperti jaringan internet. Lalu seberapa luas jaringan jamur ini menghubungan antar pohon? Begini penjelasannya.

Luas Jaringan Jamur di Hutan

Dilansir melalui laman Science Alert, Selasa (17/2/2023) ditulis detikEdu, Jumat (17/2/2023), menjelaskan "Wood Wide Web" atau WWW memungkinkan pohon bekerja sama dengan cara membagi informasi satu sama lain.

Salah satu aspek kunci WWW adalah hubungan antara jamur dan pohon. Dengan demikian, terjalin hubungan simbiosis antara keduanya. Hubungan simbiosis keduanya dinamakan sebagai mikoriza. Mikoriza terdiri dari dua kata yakni "Mycos" yang berarti jamur dan "Rhiza" yang berarti akar.

Melalui simbiosis mikoriza, jamur dan akar akan memberikan berbagai pertukaran. Jamur menerima karbon dari pohon sebagai pengganti nutrisi dan udara. Lalu jamur pula yang menghubungkan akar-akar pohon yang berbeda dan memungkinkan mereka bertukar sumber daya.

WWW juga berperan dalam menyebarkan benih serta mempertahankan hidup pohon yang masih kecil. Hal tersebut dibuktikan dalam sebuah penelitian. Para peneliti menjelaskan ketika pohon tumbang dan mati, nutrisinya akan dengan cepat diserap oleh jamur di sekitarnya.

Nutrisi tersebut akan diteruskan ke pohon dan tanaman terdekat lainnya termasuk yang masih kecil. Dengan demikian, ekosistem tetap seimbang dan sehat bahkan ketika adanya tekanan di lingkungan. Tim analisis National Geographic menjelaskan setidaknya satu pohon induk bisa berbicara dengan 47 pohon lainnya untuk melakukan simbiosis mikoriza.

Peneliti Allen Larocque yang pendapatnya dijadikan rujukan terkait penelitian bahasa pohon menyebutkan alasan mengapa proses WWW bisa terjadi. Menurutnya, pohon tidak bisa berperilaku secara individualis terutama pohon induk. Pada dasarnya pohon induk hidup paling lama dan paling sering bereproduksi di hutan.

Sayangnya keadaan itu ternyata kurang sehat. Dengan demikian, nantinya ia akan berevolusi untuk membantu pepohonan lain yang tumbuh di sekitarnya dengan bantuan WWW.

Lebih jauh, Peter Wohlleben, seorang peneliti hutan dan penulis asal Jerman menjelaskan WWW juga dapat memunculkan sebuah peringatan serangan dari makhluk lain kepada pohon di dalam satu jaringan.

Dengan demikian, pohon di sekitarnya bisa memperkuat pertahanan. Seperti jaringan internet, proses WWW ini bisa terganggu bila mendapat 'serangan' seperti tumbuhnya tanaman yang mampu memberikan kerugian seperti tanaman parasit.

"Pohon berbagi air dan nutrisi melalui jaringan jamur, dan juga menggunakannya untuk berkomunikasi. Mereka mengirimkan sinyal marabahaya tentang kekeringan dan penyakit, misalnya, atau serangan serangga, dan pohon lain mengubah perilakunya saat menerima pesan ini," tutur Peter.

Dengan demikian, diperlukan berbagai penelitian lebih lanjut yang akan memahami lebih jauh tentang WWW sepenuhnya. Termasuk batasan dan dampak WWW terhadap ekosistem hutan dan implikasinya terhadap pengelolaan hutan serta upaya konservasi lebih lanjut.

Kesimpulannya, penemuan Wood Wide Web dengan jamur sebagai penghubung kuncinya telah menjadi satu langkah maju di bidang ekologi hutan.

Pemahaman ini memberikan kesempatan menarik bagi para ilmuwan dan berbagai organisasi lain untuk bekerja sama mempromosikan kesehatan dan kelestarian ekosistem hutan di seluruh dunia.


(nwk/nwk)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads