Sama-sama menjadi makhluk hidup, banyak yang bertanya apakah pohon-pohon di hutan saling 'berbicara' satu sama lainnya? Tak seperti hewan maupun manusia, tumbuhan dan pohon tidak memiliki mulut dan berbagai organ terkait yang memungkinkan mereka untuk berkomunikasi satu sama lainya.
Meski tak memilikinya, ternyata pohon-pohon di hutan memang mampu berkomunikasi satu sama lainnya. Lebih dari itu, mereka mampu mengirim informasi dan memberikan peringatan hingga timbulah sebuah simbiosis.
Nah, menarik bukan? Berikut penjelasan selengkapnya!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan Pohon 'Berbicara'
Dilansir melalui tayangan video di laman YouTube BBC News disebutkan bila pepohonan pada dasarnya melakukan komunikasi, pertukaran bahkan saling berperang satu sama lain secara rahasia.
Mereka melakukan hal tersebut melalui berbagai jaringan jamur yang tumbuh di sekitar dan di dalam akar-akar pepohonan.
Jamur memberikan keuntungan bagi pohon-pohon di hutan dengan menyediakan nutrisi. Bak simbiosis mutualisme, mereka juga akan mendapat keuntungan dari pohon dengan menerima gula.
Namun ilmuwan menemukan hubungan keduanya lebih jauh dari itu. Melalui jaringan jamur, satu pohon bisa bertukar oksigen dan gula dengan pohon lainnya. Berbagai pertukaran ini disebut dengan Wood Wide Web (WWW) seperti jaringan internet.
Proses Pohon-pohon di Hutan Saling 'Berbicara'
Melansir laman YouTube National Geographic, proses pohon-pohon di hutan saling berbicara dimulai dari pohon tertinggi dan tertua di hutan yang kemudian dinamakan pohon induk.
Pohon tertinggi dan tertua tersebut memiliki keuntungan untuk mendapatkan sinar matahari dan melakukan proses fotosintesis lebih dari yang lain. Akibatnya, pohon tersebut mampu menghasilkan gula lebih dari yang seharusnya mereka butuhkan.
Di dasar tanah, ada jamur yang tumbuh di sekitar dan di dalam akar-akar pepohonan. Jamur terdiri dari berbagai serabut benang yang disebut sebagai miselium alias jejaring hifa atau rantai sel yang membentuk tubuh jamur.
Keduanya pada akhirnya melakukan pertukaran seperti yang disebutkan sebelumnya hingga terjadi sebuah proses simbiosis. Hubungan simbiosis keduanya dinamakan sebagai mikoriza. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mikoriza adalah hubungan simbiosis antara jamur dan akar tanaman seperti anggrek, penyerapan mineral tanaman yang ditumpanginya diperkuat dan jamur memperoleh nutrien atau hara.
Simbiosis mikoriza terdiri dari dua kata yakni "mycos" yang berarti jamur dan "rhiza" yang berarti akar. Melalui simbiosis mikoriza, jamur dan akan akan memberikan penukaran air, nutrisi, gula bahkan peringatan.
Tim analisis National Geographic menjelaskan setidaknya satu pohon induk bisa berbicara dengan 47 pohon lainnya untuk melakukan simbiosis mikoriza.
Perbedaan Konsep Simbiosis Mikoriza dan Wood Wide Web (WWW)
Bila mengulas kedua penjelasan di atas ada dua proses yang disebutkan terkait mengapa pohon bisa berbicara satu sama lainnya di hutan.
Yang pertama adalah konsep simbiosis mikoriza dan yang kedua adalah proses Wood Wide Web (WWW). Pada dasarnya kedua hal tersebut adalah satu proses yang sama yakni proses antar pohon untuk saling 'bicara'.
Dilansir dari laman Smithsonian Magazine, Peter Wohlleben, seorang peneliti hutan dan penulis asal Jerman menyebutkan keduanya. Ia menjelaskan ada yang menyebutnya sebagai Wood Wide Web (WWW) dan simbiosis mikoriza. Perbedaannya, simbiosis mikoriza lebih sering digunakan para ilmuwan yang meneliti bidang ini.
Proses WWW memungkinkan pohon induk untuk memberikan berbagai pasokan air, nutrisi dan gula ke pohon sekitarnya agar hidup lebih baik. Selain itu pohon juga memungkinkan peringatan serangan dari makhluk lain kepada pohon lainnya, sehingga pohon di sekitarnya bisa memperkuat pertahanan. Seperti jaringan internet, proses WWW ini bisa terganggu bila mendapat 'serangan' seperti tumbuhnya tanaman yang mampu memberikan kerugian seperti tanaman parasit.
"Semua pohon di sini, dan di setiap hutan yang tidak terlalu rusak, terhubung satu sama lain melalui jaringan jamur bawah tanah. Pohon berbagi air dan nutrisi melalui jaringan jamur, dan juga menggunakannya untuk berkomunikasi. Mereka mengirimkan sinyal marabahaya tentang kekeringan dan penyakit, misalnya, atau serangan serangga, dan pohon lain mengubah perilakunya saat menerima pesan ini," tutur Peter.
Peneliti Allen Larocque yang pendapatnya dijadikan rujukan terkait penelitian bahasa pohon menyebutkan alasan mengapa proses WWW atau simbiosis mikoriza bisa terjadi.
Menurutnya, secara evolusioner pohon tidak berperilaku individualis terutama pohon induk. Pohon induk hidup paling lama dan paling sering bereproduksi di hutan. Keadaan tersebut ternyata kurang sehat. Dengan demikian mereka berevolusi untuk membantu pepohonan yang tumbuh di sekitarnya dan saling bicara satu sama lain.
(nwk/nwk)