Serial adaptasi dari video game The Last of Us sedang naik daun. Serial besutan HBO tersebut menunjukkan bagaimana jamur mengambil alih dunia dan mengubah manusia menjadi zombie. Sains menjelaskan, hal ini logis namun dengan sederet evolusi dan mutasi genetik.
"Dengan cara yang fantastis, ada hubungan logis [antara jamur yang mengubah manusia menjadi zombie], tetapi kemungkinan besar tidak akan terjadi dalam kehidupan nyata," kata Ian Will, ahli fungi dari University of Florida dalam situs National Geographic dikutip Rabu (25/1/2023).
Tetapi sementara para ilmuwan tidak khawatir tentang jamur yang berevolusi untuk mengubah manusia menjadi zombie, kenaikan suhu benar-benar menimbulkan risiko nyata yang memperburuk infeksi jamur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagaimana Jamur Menginfeksi Makhluk Lain?
Sebelum menginfeksi manusia, jamur telah terbukti menginfeksi semut. Pencipta The Last of Us Neil Druckmann mengabarkan ia terinspirasi oleh video alam yang menunjukkan jamur, Ophiocordyceps unilateralis, menginfeksi semut peluru. Cordyceps adalah kategori parasit serangga yang luas, tetapi hanya ophiocordyceps yang mengendalikan tubuh inangnya.
Sekitar 35 dari jamur ophiocordyceps ini diketahui mengubah serangga menjadi zombie. Tetapi pakar jamur parasit di New York Botanical Garden, Joao Araujo yakin ada 600 jenis.
Tanda-tanda pertama infeksi adalah perilaku yang tidak menentu dan tidak normal. Para ilmuwan mengira parasit mengambil kendali fisik inangnya dengan menumbuhkan sel jamur di sekitar otak. Ia akan membajak sistem saraf serangga untuk mengendalikan ototnya.
Dalam laman Science Focus dijelaskan otak semut yang terinfeksi dibajak, mendorongnya untuk memanjat tanaman terdekat dan menggigit daun tepat 25 cm di atas tanah, pada suhu dan kelembapan yang tepat bagi jamur untuk berkembang biak dan tumbuh.
Jamur lantas memakan organ dalam semut dan menjulurkan batang panjang melalui kepalanya, yang kemudian meledak dan menghujani semut di bawahnya. Siklus zombifikasi berlanjut
Para ilmuwan belum yakin bagaimana jamur-jamur itu melakukannya. Tapi mereka yakin proses ini telah disempurnakan oleh jamur selama berabad-abad.
Apakah Benar Jamur Tidak Dapat Menginfeksi Manusia?
"Jika jamur benar-benar ingin menginfeksi mamalia, diperlukan jutaan tahun perubahan genetik," ujar Araujo.
Setiap spesies jamur pencipta zombie berevolusi untuk menyesuaikan dengan serangga tertentu. Misalnya, cordyceps yang berevolusi untuk menginfeksi semut di Thailand tidak dapat menginfeksi spesies semut yang berbeda di Florida.
"Jika melompat dari spesies semut sulit, untuk melompat ke manusia, itu pasti sci-fi [science fiction]," kata Will.
"Tapi gagasan bahwa suhu berperan dalam infeksi jamur tentu masuk akal," tambahnya.
Ancaman Datang dari Kenaikan Suhu
Ada jutaan spesies jamur yang diperkirakan ada di dunia, dan beberapa ratus diketahui berbahaya bagi manusia. Satu hal yang melindungi kita dari infeksi jamur yang serius adalah tubuh manusia yang hangat.
Pada suhu sekitar 36 derajat Celcius, tubuh manusia terlalu panas bagi sebagian besar spesies jamur untuk menyebarkan infeksi.
"Saat Bumi menghangat, ada anggapan bahwa perubahan antara suhu lingkungan dan suhu tubuh tidak akan sedramatis itu," kata Shmuel Shoham, pakar penyakit menular di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins.
Baca juga: Memahami Ciri-ciri Jamur dan Cara Hidupnya |
Namun, ada satu spesies jamur yang mampu menginfeksi manusia yang menurut para ilmuwan mungkin dihasilkan dari suhu yang memanas, yang disebut Candida auris. Jamur ini tidak ditemukan hingga tahun 2007 dan telah berada di tiga benua berbeda.
"Itu muncul entah dari mana," kata Arturo Casadevall, pakar penyakit menular di Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg.
"Idenya adalah jamur ini ada di luar sana, dan selama bertahun-tahun ia beradaptasi dengan suhu yang lebih tinggi hingga dapat menembusnya," pungkasnya.
(nir/nwk)