Pernahkah detikers penasaran bisakah otak manusia berhenti berpikir? Terlebih kita sering tersadar bila diri ini terlalu larut dalam lingkaran pemikiran yang tak ada habisnya.
Akibatnya, detikers akan merasa kewalahan dengan pikiran atau yang disebut dengan overthinking. Dilansir melalui laman Psychology Today, Jumat (27/1/2023) psikolog klinis David A.Clark, PhD, overthinking terjadi karena seseorang tak tertahankan untuk menganalisis semua yang mereka pikirkan.
Terlebih pikiran yang datang secara spontan dan tak diinginkan muncul. Bisakah kita menghentikannya?
Menjawab hal tersebut, Michael Halassa, asisten profesor di departemen otak dan ilmu kognitif MIT menjelaskan bila untuk berhenti berpikir, detikers bisa mengawalinya dengan menjawab pertanyaan bagaimana kita mendefinisikan kata 'berpikir'.
Pikiran menurut Michael Halassa adalah hasil dari proses bekerjanya berbagai sel otak yang terjadi baik pada tingkat sadar maupun tidak sadar, dilansir via laman Live Science.
Berbagai pemikiran yang tak berujung itu biasanya muncul saat seseorang mencoba tidur. Namun, ternyata secara teori, pikiran bisa dibungkam dengan cara meditasi. Benarkah? Begini penjelasannya.
Cara Agar Otak Manusia Berhenti Berpikir
Meditasi pada dasarnya adalah sebuah praktik yang bertujuan untuk pelepasan dan menjernihkan pikiran. Tujuan utama para meditator (orang yang melakukan meditasi) adalah mengupayakan otak berhenti berpikir.
Julia Kam, seorang ilmuwan kognitif di Knight Lab dari University of California, Berkeley menjelaskan meski seseorang melakukan meditasi, sayangnya tidak jelas seberapa mungkin otak benar-benar berhenti berpikir. Meski secara teoritis mungkin, hal tersebut tampaknya sulit untuk diuji.
Ia juga menjelaskan ada perbedaan antara seseorang yang 'memiliki pikiran' dengan 'berpikir'. Ketika seseorang mengungkapkan 'tidak ada' yang mereka pikirkan, pada dasarnya mereka tidak sadar bahwa mereka sedang berpikir.
Sedangkan orang yang sedang berpikir namun menyatakan 'tidak ada apa-apa" pada dasarnya mereka mengalami kesadaran untuk tidak menceritakan kisah yang sebenarnya.
Untuk itu, Michael Halassa menyampaikan bila otak tidak benar-benar berhenti 'berpikir' dalam arti yang lebih luas. Sebagian besar pikiran akan terjadi di kepala tanpa kita sadari.
Misalnya, ketika detikers melihat wajah yang familiar di tengah kerumunan. Namun berjam-jam kemudian, detikers tiba-tiba akan ingat. Nah itu adalah buah dari "berpikir" otak secara tidak sadar.
Proses pemikiran otak secara tidak sadar atau berada di latar belakang ini menghasilkan sesuatu yang disebut "firasat". Manusia tak selalu memiliki kesadaran untuk proses pengambilan keputusan, pada akhirnya mereka menggunakan prosesi "firasat" dengan membuat cerita untuk menjelaskan keputusan yang terkadang akurat ataupun tidak.
Kesimpulan
Oleh karena itu, Michael Halassa menjelaskan sebenarnya tidak ada cara untuk mematikan pikiran dan otak manusia kecuali meninggal dunia.
Julia Kam juga setuju untuk mengetahui apa itu definisi "berpikir" ketika mencoba menghentikan otak berpikir. Menurutnya bila yang dimaksud adalah melakukan dialog batin dengan diri sendiri, tentu saja setiap manusia bisa menghentikannya.
Tetapi, bila menghentikan pikiran dengan memusatkan pada suatu perhatian atau meditasi, orang awam akan sulit melakukan hal itu menurut Julia Kam.
Ketika berpikir, rantai neuron di otak akan mendapatkan pesan. Jadi, meskipun kita melakukan meditasi dan mencapai keadaan pikiran yang kosong, otak tidak akan berhenti dan akan terus memiliki pikiran tanpa kita sadari.
Nah itulah penjelasan terkait bisakah otak manusia berhenti berpikir. Tentu saja jawabannya adalah tidak kecuali kita meninggal dunia. Jadi makin tahu kan detikers? Semoga informasi ini bermanfaat ya!
Simak Video "Dialami Indra Bekti, Simak Pengertian dan Gejala Perdarahan Otak"
[Gambas:Video 20detik]
(nah/nah)