Bisakah Gelombang Suara Membunuh Manusia?

ADVERTISEMENT

Bisakah Gelombang Suara Membunuh Manusia?

Devita Savitri - detikEdu
Sabtu, 25 Jan 2025 18:00 WIB
Ilustrasi suara
Ilustrasi gelombang suara. Ketahui fakta terkiat gelombang suara mampu membunuh manusia. Foto: Mental Floss
Jakarta -

Dalam salah satu jilid dalam seri buku komik Tintin klasik karya Herge "The Calculus Affair" ada proses sains yang tersembunyi. Apa itu?

Seri itu menceritakan Profesor Calculus yang sangat brilian. Ia menciptakan perangkat sonik yang mampu merusak kehidupan.

Karena penemuan itu, ia diculik oleh pemerintah yang bermaksud memaksanya membuat persenjataan akustik. Para ahli strategi militer jahat di balik penculikan itu berencana untuk menghancurkan seluruh kota dengan ledakan suara yang dahsyat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beruntungnya, teman baik Calculus, Tintin dan Kapten Haddock berhasil menyelamatkannya. Tintin juga menggagalkan rencana jahat itu.

Di balik cerita ini timbul pertanyaan apakah suara benar-benar dapat membunuh makhluk hidup dan manusia? Berikut penjelasannya dikutip dari Science How Stuff Works.

ADVERTISEMENT

Dahsyatnya Gelombang Suara

Suara dihasilkan oleh gelombang tekanan yang bergerak melalui suatu medium, seperti udara. Tetapi gelombang juga bisa bergerak melalui benda baik cair ataupun padat.

Secara teori, jika gelombang suara mendapat tekanan yang cukup, kerusakan bisa ditimbulkan. Kekuatan suara biasanya dilambangkan dengan desibel (dB) dan hertz (Hz).

Desibel adalah satuan intensitas suara, sedangkan hertz merujuk pada frekuensi pergerakan gelombang suara. Percakapan normal manusia terjadi di kekuatan 50 dan 65 dB, mesin pemotong rumput menghasilkan suara sekitar 85-90 dB, sedangkan mesin jet bersuara hingga kisaran 140 dB.

Hertz biasanya berkaitan dengan berapa besar gelombang suara yang bisa didengar makhluk hidup. Manusia hanya dapat mendengar gelombang suara antara 20-2.000 Hz.

Kendati demikian, gelombang suara masih dapat memengaruhi kita meski di bawah ambang batas itu. Contohnya, ketika kita duduk di depan subwoofer (komponen audio khusus frekuensi suara rendah) dengan frekuensi 19 Hz, suaranya tidak akan terdengar tetapi getarannya tetap terasa.

Frekuensi di bawah ambang batas dapat memengaruhi berbagai hal. Pada frekuensi 19 Hz, mata akan mulai bergerak aneh. Karena itu adalah frekuensi resonansi bola mata manusia.

Jika kita terpapar gelombang suara 177 dB pada 0,5-8 Hz, paru-paru akan terkena efeknya. Hal ini membuat pernapasan tidak teratur dan tulang-tulang bisa terguncang.

Dalam jangka pendek, paparan ini bisa membuat manusia mual dan mengganggu penglihatan.

Suara Bisa Membunuh Manusia?

Tetapi benarkah suara bisa membunuh manusia? Badan Antariksa Eropa mencoba menjawabnya.

Lembaga itu menjelaskan bila seseorang secara tak sengaja berada di ruang tertutup dengan keadaan di luar ruangan hadir gelombang suara menyebar dan menghilang secara cepat, itu bisa mematikan.

Ilmuwan telah menghitung, dibutuhkan 240 dB untuk bisa membuat manusia meledak. Tetapi manusia tak perlu khawatir, karena hampir mustahil menghasilkan tingkat kebisingan tersebut.

Large European Acoustic Facility (LEAF) atau senjata dengan gelombang suara milik Eropa bahkan hanya mengeluarkan sekitar 154 dB. Sehingga tidak akan mematikan.

Tetapi bila tujuannya untuk pertarungan, ada perangkat akustik jarak jauh atau long-range acoustic device (LRAD) yang dijual dengan harga USD 30.000 atau sekitar Rp 485.113.500. Alat ini mampu mengeluarkan gelombang suara hingga 150 dB yang dapat menggetarkan tulang.

Bila dilancarkan dalam jarak 300 meter, manusia yang mendengarkan akan kehilangan pendengaran permanen.

Sebagai kesimpulan, gelombang suara bisa membunuh manusia jika memiliki desibel yang tinggi hingga 240 dB. Tetapi disebutkan belum ada alat atau teknologi apapun yang dapat mengeluarkan suara dengan tingkat kebisingan setinggi itu.




(det/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads