Banyak orang beranggapan bahwa bakat merupakan penentu utama keberhasilan seseorang. Jika kamu berbakat di bidang matematika contohnya, maka kamu akan sukses di bidang tersebut. Apakah benar demikian?
Nyatanya, tanpa adanya minat dan kesungguhan untuk menekuni suatu bidang, seseorang yang berbakat sekali pun akan kesulitan untuk berhasil di bidang tersebut.
Ada lho pengalaman nyata dari kurangnya kesungguhan meski berbakat. Simak kisahnya berikut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kisah Fabio Paim
Dalam Instagram Balai Pengeloaan Pengujian Pendidikan (BP3) Kemendikbudristek, dikisahkan Fabio adalah seorang pesepakbola asal Portugal yang memiliki bakat luar biasa di dunia sepak bola.
Karena bakatnya inilah, Fabio berhasil meraih uang hingga 150.000 Euro (setara nyaris Rp 2,5 miliar) per bulan di usianya yang masih 16 tahun. Sayangnya, Fabio tidak bijak menyikapi pencapaiannya ini. Ia mulai bermalas-malasan latihan dan menggunakna uangnya untuk bersenang-senang saja. Akhirnya, karir Fabio di dunia sepak bola pun mulai meredup.
Jadi, bakat saja tidak cukup untuk menentukan keberhasilan seseorang. Tanpa adanya niat dan kesungguhan, kamu mungkin saja akan tetap kesulitan dalam menguasai suatu bidang.
Oleh karenanya, untuk dapat berhasil dalam hal yang menjadi bakatmu atau tidak, kamu tetap harus menumbuhkan hasrat/minat dan kesungguhan di bidang tersebut. Atau mencari bidang yang menumbuhkan hasrat/passion/minatmu terlepas apakah kamu berbakat atau tidak. Salah satu caranya adalah menumbuhkan sikap grit. Apa itu grit?
Tentang Grit
Seorang profesor psikologi dari University of Pennsylvania, Angela Duckworth, penulis buku "GRIT" menjelaskan apa itu grit. Dalam situs resminya, Angela mengartikan grit sebagai perpaduan hasrat/passion/minat dan ketekunan dalam mengejar tujuan jangka panjang.
Menurutnya, grit bukanlah bakat, keberuntungan, maupun keinginan besar untuk mencapai sesuatu. Tapi memiliki sikap grit adalah gabungan dari minat dan ketekunan dalam mencapai sesuatu hingga kamu menyusun rencana untuk mencapai tujuan tersebut.
Meski sempat gagal, orang dengan sikap grit ini tidak akan menyerah. Ia kembali bangkit dan mengevaluasi ulang rencana yang ia buat.
Menurut Angela, bakat dan keberuntungan bukanlah penentu kesuksesan. Ketekunan dan minat yang digabungkan menjadi grit inilah, yang dapat menuntun seseorang menuju cita-citanya.
(nir/nwk)