Berpuasa di bulan Ramadan merupakan ibadah yang wajib dijalankan umat Islam. Sama halnya dengan puasa, umat Islam juga diwajibkan untuk menunaikan salat lima kali sehari.
Keduanya sama-sama merupakan rukun Islam. Dalam hadistnya, Rasulullah SAW bersabda:
أَوَّلُ مَا يُـحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلَاةُ ، فَإِنْ صَلَحَتْ صَلَحَ لَهُ سَائِرُ عَمَلِهِ ، وَإِننْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang paling pertama dihisab pada seorang hamba di hari kiamat adalah salat. Jika salatnya baik, maka baiklah seluruh amalannya. Apabila rusak salatnya, maka rusaklah seluruh amalannya". (HR. Thabrani)
Hadist tersebut menjelaskan bagaimana pentingnya salat dibanding amalan-amalan lain. Lalu, bagaimana hukumnya jika seseorang yang tengah berpuasa, tapi meninggalkan salatnya? Apakah puasa tersebut tetap sah? Begini penjelasannya:
Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah(PWM) Sumut Mahmud Yunus Daulay menjelaskan bahwa ulama memiliki perbedaan pendapat terkait dengan hal ini. Sebagian besar ulama menyatakan bahwa orang yang berpuasa tetapi meninggalkan salat, maka puasanya tidak sah.
"Para ulama berbeda pendapat terkait dengan status dan kedudukan dengan orang yang berpuasa, tapi tidak melaksanakan salat. Sebagian besar para sahabat dan ulama mengatakan bahwa orang yang berpuasa tapi tidak salat hukumnya adalah kafir, keluar dari islam, maka ibadah puasanya itu tidak diterima di sisi Allah dan ibadah yang sia-sia," kata Mahmud dalam program Kultum Ramadan detikSumut, Sabtu (15/3/2025).
Mahmud menjelaskan bahwa pendapat itu berdasarkan salah satu hadist Rasullulah SAW, yakni:
مَنْ تَرَكَ الصَّلاةَ مُتَعَمِّدا فَقَدْ كَفَرَ جِهاراً
"Barang siapa yang meninggalkan salat karena sengaja, maka sungguh ia telah kafir secara nyata".
"Dari pendapat itulah mereka mengatakan bahwa orang berpuasa tapi tidak salat menjadi orang yang tidak berterima puasanya," jelasnya.
Pendapat lain menyatakan bahwa hukum puasa orang yang meninggalkan salat tetap sah. Namun, orang tersebut akan menanggung dosa besar karena telah meninggalkan salat yang merupakan suatu kewajiban.
"Kalau ada orang yang meninggalkan salat atau mungkin juga tidak serius dalam mengamalkannya maka puasanya tetap sah, tapi itu dianggap sebagai sebuah dosa besar yang pada gilirannya dia nanti bertobat kepada Allah SWT," ujarnya.
Lalu, Mahmud menjelaskan soal pentingnya menunaikan salat. Dia menyampaikan hadist Rasulullah SAW terkait amalan yang pertama kali akan dihisab adalah salat.
Menurutnya, keberkahan hidup seseorang di dunia dinilai dari kualitas salatnya. Untuk itu, Mahmud mengajak seluruh umat Islam untuk tetap menunaikan salat, termasuk saat bulan Ramadan.
"Dari hadist ini dapat dipahami bahwa bernilai atau tidak hidup kita di dunia ini sangat tergantung pada kualitas salat yang kita lakukan. Dengan demikian, kami mengajak kita semua supaya berislam secara benar. Ketika kita sudah menegakkan salat, maka lengkapilah dengan ibadah puasa, ketika kita sudah melaksanakan ibadah puasa, maka tentu dilengkapi dengan menegakkan salat. Salat lah kamu di belakang imam sebelum saatnya kamu diletakkan di depan imam," jelasnya.
(nkm/nkm)