Guru, serupa dengan profesinya lainnya, tak terhindar dari stres. Mengajar di kelas hingga mengurus administrasi menjadi tantangan tersendiri bagi guru.
Apabila tugas-tugas guru dikerjakan tanpa henti, dapat berujung pada stres. Tak hanya itu, guru juga bisa merasa gagal saat membimbing muridnya. Hal ini juga bisa berujung pada stres.
Menyikapi hal ini, seorang spesialis manajemen emosi Bagia Arif Saputra membagikan tips mengelola stres untuk guru. Apa saja? yuk intip di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
4 Tips Kelola Stres untuk Guru
1. Ambil Istirahat
Tips pertama dari Bagia adalah mengambil istirahat atau time in. Mengingat beban guru yang banyak, guru perlu menyediakan waktu untuk beristirahat.
"Kembali untuk mengingat bahwa saya ini guru tapi saya juga masih manusia," ungkap Bagia dalam Workshop Hari Guru: Manajemen Stres untuk Kesehatan dan Kesejahteraan Guru yang via Zoom Meeting, Senin (28/11/2022).
Menurut Bagja, Alih-alih menghukum diri sendiri karena beban yang ada, sebaiknya guru mengingat bahwa dirinya masih manusia dan wajar untuk mengalami kelelahan atau kebingungan. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan istirahat kepada diri sendiri.
"Istirahat sejenak dulu, jadi memberikan time out. Buat saya, mungkin memilih terminologi time in, memberikan waktu buat diri sendiri dulu," jelasnya.
Dari waktu istirahat, individu bisa mengelola emosi dan mencari tahu penyebab pikiran atau perasaan negatif yang dirasakan.
2. Punya Support System
Terkadang stres yang dirasakan tak kuat untuk dibendung sendiri. Instruktur meditasi itu menyarankan guru untuk mencari support system.
"Cari support system. Entah itu guru di sekolah atau lain sekolah atau teman sendiri atau dengan pasangan di rumah," ujar Bagia.
3. Cari Bantuan Profesional
Untuk beberapa orang, masalah di ruang kerja tidak didiskusikan dengan pasangan atau teman. Maka dari itu, Bagia menyarankan ruang aman lainnya untuk guru mencurahkan perasaan.
"Carilah profesional, seek professional help. Psikolog, psikiater, tempat-tempat ruang aman untuk bisa mencurahkan perasaan kita," ujarnya.
4. Memanusiakan Diri Sendiri
Terakhir dan terpenting, Bagia mengingatkan kepada guru-guru untuk memaafkan dan memanusiakan diri sendiri. Dengan mengingat bahwa manusia bisa melakukan kesalahan dan kegagalan, maka sebagai guru, ia perlu mencoba untuk memaafkan diri sendiri.
"Dan karena kita sudah bisa memanusiakan diri kita, kita pun akan lebih mudah memanusiakan murid-murid kita," ujar sarjana Psikologi itu.
Menurut Bagia, dengan memanusiakan diri sendiri, guru akan bisa melihat dan mendampingi murid dengan lebih baik.
(nir/pal)