Dikuasai Jepang
![]() |
Pada Maret 1942, Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Hal ini menandai dimulainya pendudukan Jepang di Indonesia. Di bawah kendali Jepang, Stasiun Manggarai yang saat itu memiliki bengkel yang maju, tidak hanya melayani kebutuhan kereta api melainkan juga memenuhi keperluan tentara Jepang.
Mengingat Bengkel Manggara memiliki peralatan dan mesin yang paling lengkap maka bengkel ini dipimpin oleh seorang perwira bernama Kinoshita dengan wakilnya Harada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guna memenuhi kebutuhan pegawai, Jepang membuka Shookooin Yoseiko (calon tukang/teknisi) di Bengkel Manggarai pertengahan tahun 1943. Sekolah tersebut dilengkapi dengan asrama yang dapat menampung sekitar 200 siswa. Lama pelatihan dilaksanakan selama enam bulan.
Para pemuda kereta api di Bengkel Manggarai diwajibkan pula mengikuti kegiatan Seinendan (barisan pemuda). Anggota Seinenden Bengkel Manggarai sendiri berkisar 400-450 orang.
Selama di bawah pengelolaan Jepang, Bengkel Manggarai sempat membuat lokomotif. Pembuatan dipimpin oleh ahli-ahli dari bangsa Jepang yang sebagian besar dilakukan oleh pegawai orang Indonesia. Mesin yang digunakan berasal dari mesin diesel pabrikan Mercedes.
Lokomotif tersebut sempat pula diuji coba jalan dari Manggarai ke Tanah Abang. Hasilnya pun memuaskan. Lebih lanjut, dilakukan percobaan jalan Manggarai-Bogor.
Namun pada tahun 1943, Jepang mulai memindahkan beberapa bagian Bengkel Manggarai serta mesin-mesinnya ke berbagai daerah. Hal ini dilakukan guna mengamankan kedudukan Jepang dari pasukan sekutu.
Bagian instrumen dan perkakas dipindahkan ke bekas pabrik es di daerah Pegangsaan Timur, Sebagian bagian bubutan dimutasi ke bengkel milik perusahaan trem di Kalipasir, bagian kereta digeser ke bangunan pabrik gula di wilayah Arjawinangun, dan sebuah los lengkap dari bagian kereta dipindahkan ke Nagreg.
Selanjutnya kisah Stasiun Manggarai jadi saksi pemindahan ibu kota darurat >>>