Isi Perjanjian Aqabah I dan II dalam Perjalanan Dakwah Rasulullah SAW

ADVERTISEMENT

Isi Perjanjian Aqabah I dan II dalam Perjalanan Dakwah Rasulullah SAW

Kristina - detikEdu
Jumat, 27 Mei 2022 06:00 WIB
Ilustrasi unta
Ilustrasi pertemuan jemaah Yastrib dengan Rasulullah SAW di bukit Aqabah. Foto: (Thinkstock)
Jakarta -

Rasulullah SAW melakukan dua kali baiat atau perjanjian di bukit Aqabah dalam menyebarkan ajaran Islam. Baiat ini dikenal dengan Perjanjian Aqabah atau Baiat Aqabah.

Mengutip buku Sejarah Kebudayaan Islam Periode Klasik yang ditulis oleh Ahmad Sugiri, perjanjian Aqabah bermula pada tahun ke-11 kenabian tatkala Rasulullah SAW bertemu dengan enam orang dari suku Khazraj, Yastrib yang datang ke Makkah untuk menunaikan haji.

Keenamnya adalah As'ad bin Zurara, Auf bin Haritha (Ibn Afra'), Raafi' bin Malik bin Ajlan, Quthah bin Amir bin Hadidah, Uqbah bin Amir, dan Jabir bin Adullah bin Riab. Pertemuan mereka terjadi di bukit Aqabah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertemuan tersebut berlanjut pada tahun berikutnya atau tahun ke-12 kenabian. Pada waktu itu Rasulullah SAW menemui rombongan haji berjumlah 12 orang yang datang dari Yastrib. Beberapa dari mereka pernah bertemu dengan nabi di musim haji sebelumnya.

Murodi dalam bukunya Pendidikan Agama Islam: Sejarah Kebudayaan Islam untuk Madrasah Tsanawiyah Kelas VII menjelaskan, di bukit Aqabah yang tidak jauh dari Mina itulah Rasulullah SAW dan penduduk Yastrib mengadakan perjanjian untuk membantu Rasulullah SAW dalam menyebarkan agama Islam. Perjanjian ini dikenal dengan Perjanjian Aqabah I.

ADVERTISEMENT

Isi Perjanjian Aqabah I

Perjanjian Aqabah I juga disebut dengan Baiatul Aqabah Al-Ula. Adapun, isi Perjanjian Aqabah I antara lain sebagai berikut:

  1. Mereka menyatakan tidak akan menyekutukan Allah SWT.
  2. Mereka menyatakan setia kepada Nabi Muhammad SAW.
  3. Mereka menyatakan tidak akan melakukan perbuatan zina.
  4. Mereka menyatakan tidak akan membunuh anak-anak.
  5. Mereka menyatakan untuk tidak berbuat kebohongan dan kecurangan.
  6. Mereka menyatakan tidak akan mencuri.
  7. Mereka menyatakan rela berkorban harta dan jiwa.
  8. Mereka bersedia ikut menyebarkan ajaran Islam yang dianutnya.

Isi Perjanjian Aqabah II

Pada tahun ke-13 kenabian yang bertepatan dengan tahun 622 M, jemaah Yastrib datang kembali ke kota Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Mereka berjumlah sekitar 73 orang.

Setibanya di Tanah Suci, mereka secara sembunyi-sembunyi menyusun rencana untuk menemui Rasulullah SAW. Dikisahkan oleh Ka'ab bin Malik, pada sepertiga malam mereka berangkat menuju bukit Aqabah. Tak lama kemudian, Rasulullah SAW datang bersama pamannya, Abbas bin Abd al-Muthalib.

Rasulullah SAW kemudian melakukan baiat kepada 73 jemaah Yastrib tersebut. Pertemuan di bukit Aqabah untuk kedua kalinya ini disebut dengan Perjanjian Aqabah II. Berikut isi Perjanjian Aqabah II:

  1. Taat kepada Allah dalam keadaan sibuk maupun waktu senggang.
  2. Berinfak pada waktu kaya maupun miskin.
  3. Selalu menegakkan amar ma'ruf nahi munkar.
  4. Berjuang di jalan Allah dengan tegar dan siap menghadapi celaan dari siapapun.
  5. Menolong Rasulullah SAW bila beliau datang kepada mereka dan melindungi Rasulullah sebagaimana mereka melindungi diri, istri, dan anak-anak mereka.
  6. Jika mereka tepati, surgalah balasan bagi mereka.

Perjanjian Aqabah II tersebut ditutup dengan sabda Nabi SAW yang artinya, "Dan supaya kamu sekalian menolongku, lalu kamu menjaga diriku bilamana aku datang dan pindah kepadamu; sebagaimana kamu menjaga dirimu, perempuan-perempuan kamu, dan anak-anakmu; serta bagi kamu surgalah balasannya dari Allah SWT."




(kri/lus)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads