Ada satu sikap yang membawa keburukan baik di dunia maupun di hari pembalasan kelak yakni, sikap munafik. Ganjaran bagi orang-orang munafik telah dijelaskan dengan gamblang dalam surat An Nisa ayat 145,
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الْأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا
Artinya: "Sungguh, orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka,"
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prof Nasaruddin Umar melalui Mutiara Ramadan detikcom juga bahkan menyebut, ganjaran neraka yang dimaksud dalam ayat di atas adalah tingkatan terbawah neraka dengan hukuman yang dahsyat pula.
"Orang kafir tidak sampai sedalam itu nerakanya. Walaupun KTP (Kartu Tanda Penduduk) kita Islam, tapi kalau (ia) munafik, nerakanya lebih hebat daripada orang kafir," kata dia dalam tayangan Mutiara Ramadan detikcom, Senin (25/4/2022).
Sebab itulah, imam besar masjid Istiqlal ini mengatakan bahwa perbuatan munafik memiliki daya rusak yang luar biasa. Bahkan ada kemungkinan dampaknya dirasakan di dunia seperti kehilangan kepercayaan dari orang lain.
"Sekali orang ditemukan munafik, (orang lain) tidak akan pernah percaya. Jangankan malaikat, manusia pun tidak akan percaya (dengan) orang munafik," ujar Prof Nasaruddin.
Untuk ciri-ciri yang dimiliki orang munafik sebetulnya pernah disampaikan oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya. Dikabarkan dari Abdullah bin 'Amr radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda,
أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا ، وَمَنْ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ وَإِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ ، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ
Artinya: "Ada empat tanda, jika seseorang memiliki empat tanda ini, maka ia disebut munafik tulen. Jika ia memiliki salah satu tandanya, maka dalam dirinya ada tanda kemunafikan sampai ia meninggalkan perilaku tersebut, yaitu: jika diberi amanat, khianat; jika berbicara, dusta; jika membuat perjanjian, tidak dipenuhi; jika berselisih, dia akan berbuat zalim." (HR. Muslim)
Berdasarkan ciri-ciri di atas, ada salah satu orang munafik paling terkenal pada zaman nabi yaitu, Abdullah bin Ubay bin Abdul bin Salul. Prof Nasaruddin pun menceritakan salah satu kemunafikan yang dilakukan oleh Abdullah bin Ubay.
Saat itu, Aisyah yang menemani Rasulullah SAW ke medan perang hendak meninggalkan rombongan untuk ke kamar kecil. Seusainya, Aisyah kembali naik ke atas tandu unta prajurit hingga ia tersadar telah meninggalkan kalung miliknya.
Aisyah pun kembali ke kamar kecil tersebut yang membuatnya tertinggal oleh rombongan. Kala itu sudah masuk waktu Magrib, Aisyah lantas menunggu rombongan tentara kembali untuk menjemputnya.
Hingga datang satu prajurit yang hendak menyisir lokasi sembari melihat-lihat jika ada barang yang tertinggal. Aisyah pun diberi tumpangan oleh prajurit tersebut dan sayangnya hal ini diketahui oleh Abdullah bin Ubay.
"Lalu apa yang terjadi pada saat itu? (Kisah Aisyah) diviralkan yang menyebut Aisyah, istri nabi, melakukan perselingkuhan dengan prajurit," cerita Prof Nasaruddin.
Bagaimana kelanjutan kisahnya? Saksikan Mutiara Ramadan Prof Nasaruddin Umar dengan episode Bahaya Laten Munafik DI SINI.
(rah/lus)