Nisfu Syaban adalah momen yang jatuh setiap pertengahan bulan Syaban pada kalender Hijriah. Dikutip dari Kamus Arab Indonesia Al Munawwir, Nisfu Syaban merupakan kata majemuk yang berasal dari Bahasa Arab.
"Asal kata nisfu adalah nashafa, yanshifu, nashfan yang berarti mencapai tengah-tengah," tulis kamus tersebut yang ditulis dalam hasil riset berjudul Studi Kritik Hadis Keutamaan Nisfu Sya'ban Dalam Kitab Fadhail al-Awqaat karya Imam Baihaqi.
Sedangkan Syaban adalah bulan kedelapan dalam kalender Islam. Nisfu Syaban yang menandai makin dekatnya kaum muslim dengan Ramadhan kerap dianggap penuh berkah hingga harus diisi dengan amalan sesuai hadits dan Al Quran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu amalan yang disarankan adalah puasa dengan dasar pemikiran hadits berikut
![]() |
Dwi Aprinita Lestari sebagai penulis hasil riset tersebut menjelaskan, sanad Imam Baihaqi melalui Ali bin Abi Thalib ini tidak seluruhnya memenuhi kriteria sifat adil. Sanad ini juga tidak memenuhi sifat dhabith (tsiqah).
"Ini berarti hadits yang diteliti tidak memenuhi unsur-unsur kaidah keshahihan sanad hadits. Natijat atau kesimpulannya dapat dinyatakan, hadits yang bersangkutan berkualitas dhaif," tulis Dwi dalam hasil riset yang diterbitkan Fakultas Ushuluddin Dan Filsafat, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Dalam buku Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq karya Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, dijelaskan juga seputar puasa Nisfu Syaban. Termasuk dalil yang dianggap menjadi dasar amalan tersebut.
"Puasa Nisfu Syaban atau puasa pada pertengahan bulan Syaban dengan keyakinan memiliki keutamaan tertentu, maka puasa ini tidak ada dalilnya yang shahih," tulis buku tersebut.
Kendati begitu, momen Nisfu Syaban sayang jika dilewatkan begitu saja. Apalagi pertengahan bulan Syaban adalah momen yang tepat untuk melaksanakan puasa Ayyamul Bidh. Momen ini juga menjadi pengingat bagi yang belum menunaikan utang puasa Ramadhan.
Kaum muslim bisa melaksanakan puasa tersebut yang telah dijelaskan dalam beberapa hadits, berikut keutamaannya. Pelaksanaan puasa bisa diawali dengan niat layaknya ibadah lain. Berikut bacaannya
a. Niat puasa Ayyamul Bidh
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Bacaan latin: Nawaitu shouma ghadin ayyamal bidhi sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: "Saya niat berpuasa besok pada Ayyamul Bidh sunnah karena Allah Ta'ala."
b. Niat puasa qadha Ramadhan
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى
Arab-latin: Nawaitu shauma ghadin 'an qadhā'I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta'âlâ.
Artinya: "Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT."
Terkait puasa Ayyamul Bidh dan qadha Ramadhan, berikut dalilnya
1. Hadist keutamaan puasa Ayyamul Bidh
يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
Artinya: "Jika engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah)." (HR Tirmidzi).
2. Kewajiban menunaikan puasa qadha Ramadhan
شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Arab latin: Syahru ramaḍānallażī unzila fīhil-qur`ānu hudal lin-nāsi wa bayyinātim minal-hudā wal-furqān, fa man syahida mingkumusy-syahra falyaṣum-h, wa mang kāna marīḍan au 'alā safarin fa 'iddatum min ayyāmin ukhar, yurīdullāhu bikumul-yusra wa lā yurīdu bikumul-'usra wa litukmilul-'iddata wa litukabbirullāha 'alā mā hadākum wa la'allakum tasykurụn
Artinya: "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."
Gimana detikers, siap puasa di Nisfu Syaban 2022? Semoga semua doa dan harapannya dikabulkan Allah SWT ya.
(row/lus)