Hari Bahasa Ibu Internasional, Bayu Skak: "Bahasa Daerah Bisa jadi Keren"

ADVERTISEMENT

Hari Bahasa Ibu Internasional, Bayu Skak: "Bahasa Daerah Bisa jadi Keren"

Novia Aisyah - detikEdu
Selasa, 22 Feb 2022 15:30 WIB
Bayu Skak
Bayu Skak ungkap alasan gemar berbahasa daerah. Foto: Novia Aisyah/detikcom.
Jakarta -

Bayu Skak ungkap alasannya gemar memakai bahasa daerah, secara spesifik bahasa Jawa dalam konten yang ia buat. Pernyataannya ini dilansir melalui Merdeka Belajar Episode 17: Revitalisasi Bahasa Daerah yang berlangsung secara virtual dalam rangka merayakan Hari Bahasa Ibu Internasional, Selasa (22/02/2022).

"Kamu yang sudah biasa menonton saya pasti sudah paham bahwa saya kerap membuat konten dengan bahasa daerah, bahasa Jawa," ujar Bayu Skak dengan bahasa campur-campur Indonesia-Jawa.

Bayu menjelaskan, dia melakukan hal ini sejak dahulu supaya sedikit demi sedikit dapat membalik pandangan masyarakat di mana sesuatu yang bernuansa kedaerahan identik dengan sifat kampungan dan norak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hal ini terus saya lakukan sejak dulu agar dapat membuktikan bahwa bahasa daerah bisa menjadi sesuatu yang keren. Jadi, sedikit demi sedikit membalik persepsi masyarakat luas yang berpandangan bahwa yang berbau kedaerahan itu selalu identik dengan ndeso (kampungan), katrok (norak)," ungkapnya dalam gaya Jawa timuran.

Dia menuturkan, kaum muda perlu percaya diri dalam menggunakan bahasa daerah sesuai asal masing-masing, sebab merupakan akar rumput budaya yang dimiliki.

ADVERTISEMENT

"Yang Sunda ya kental Sunda-nya, yang Jawa, Minahasa, Banjar, Batak , dan lain-lain. Bahasa daerah kita pegang teguh dan kita smeua dipersatukan dengan hahasa persatuan bahasa Indonesia," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim juga menyatakan pihaknya meluncurkan program Revitalisasi Bahasa Daerah sebagai bagian dari program Merdeka Belajar Episode ke-17. Kebijakan ini seiring dengan catatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang menunjukkan 25 bahasa daerah di Indonesia terancam punah, 6 menyandang status kritis, dan 11 bahkan sudah punah.

Tujuan akhir Revitalisasi Bahasa Daerah adalah agar para penutur muda aktif menggunakan dan mempelajari bahasa daerah, menjaga kelangsungan bahasa dan sastra daerah, menciptakan ruang kreativitas dan kemerdekaan para penutur bahasa daerah dalam mempertahankan bahasanya, serta menemukan fungsi dan ranah baru sebuah bahasa dan sastra daerah.

Pihak-pihak yang disasar oleh program Kemendikbudristek ini adalah komunitas tutur, siswa, guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah.

Pada tahun ini, 38 bahasa daerah dari 12 provinsi menjadi objek revitalisasi. Sebagai puncak, Kemendikbudristek akan mengadakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) pada akhir tahun 2022.




(nah/row)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads