Setiap tahun masyarakat dunia merayakan tahun baru masehi, tapi tahukah kamu sejak kapan perayaan tersebut dimulai? Berikut ini catatan sejarahnya.
Merangkum Ensiklopedia Britannica, catatan paling awal yang diketahui tentang perayaan tahun baru telah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi. Sejarah mencatat perayaan tersebut berasal dari peradaban Mesopotamia yakni sekitar 2000 SM.
Mesopotamia merupakan peradaban tertua di dunia, yang terletak di antara dua sungai besar yaitu Eufrat dan Tigris, kini dikenal sebagai Irak.
Awalnya Dirayakan Bulan Maret
Perayaan tahun baru yang berupa festival dimulai dengan bulan baru setelah titik balik musim semi (pertengahan Maret) dan di Asyur dengan bulan baru terdekat ekuinoks musim gugur (pertengahan September).
Dengan kata lain, di abad kuno, tepatnya di Mesopotamia perayaan tahun baru dilakukan untuk menyambut perubahan musim, yakni datangnya musim semi.
Untuk orang Mesir, Fenisia, dan Persia perayaan tahun baru dimulai dengan titik balik matahari musim gugur (21 September), dan untuk orang Yunani awal tahun dimulai dengan titik balik matahari musim dingin (21 Desember).
Sementara pada kalender republik Romawi tahun dimulai pada 1 Maret, tetapi setelah 153 SM diubah tanggal resminya menjadi 1 Januari, yang dilanjutkan dalam kalender Julian 46 SM.
Awal Mula Kebiasaan 'Membuat Resolusi'
Banyak kebiasaan perayaan tahun baru yang sudah ada sejak dahulu seperti membuat resolusi untuk membersihkan diri dari kebiasaan buruk dan mengadopsi yang lebih baik, yang juga berasal dari zaman kuno.
Di Barat, khususnya di negara-negara berbahasa Inggris, balada nostalgia Skotlandia "Auld Lang Syne", yang direvisi oleh penyair Robert Burns, sering dinyanyikan pada malam tahun baru.
Makanan simbolis juga sering menjadi bagian dari perayaan. Banyak orang Eropa, misalnya, makan kubis atau sayuran hijau lainnya untuk memastikan kemakmuran di tahun mendatang, sementara orang-orang di Amerika Selatan menyukai kacang polong untuk keberuntungan.
Di daratan Asia, makanan khusus seperti pangsit, mie, dan kue beras dimakan, dan hidangan dengan bahan-bahan yang melambangkan umur panjang, kebahagiaan, kekayaan, dan nasib baik.
Ragam Budaya Perayaan Tahun Baru
Ada yang unik dari perayaan tahun baru di negara besar yakni pertemuan publik, seperti di Times Square di New York City atau di Trafalgar Square di London, untuk menarik banyak orang.
Ketika mendekati pergantian hari, akan ada hitungan mundur untuk menjatuhkan bola elektronik di Times Square dan turut disiarkan di televisi di seluruh dunia.
Selain itu, ada juga Parade Turnamen Mawar, yang menampilkan kendaraan hias yang terbuat dari bunga hidup, dan Parade Mummers di Philadelphia sebagai acara hari tahun baru yang populer.
Tidak hanya secara budaya, banyak juga orang menandai tahun baru dengan perayaan keagamaan, seperti, misalnya, pada Rosh Hashana. Biksu Buddha disajikan dengan hadiah pada hari itu, dan umat Hindu membuat persembahan kepada para dewa.
Kemudian di Jepang, ada kunjungan yang kadang-kadang dilakukan ke kuil Shinto dewa pelindung atau ke kuil Buddha. Lalu orang Cina membuat persembahan kepada dewa perapian dan kekayaan dan leluhur.
Di Indonesia sendiri, perayaan tahun baru dilakukan berbeda-beda seperti berkumpul di suatu titik bersama, makan dengan teman atau keluarga, hingga merayakan di rumah dengan kembang api.
(faz/lus)