Al-Razi adalah cendekiawan muslim yang terlahir dengan nama Abu Bakar Muhammad ibn Zakariya. Beliau lahir di Rey, ibukota wilayah Ray, Teheran, Iran, pada tahun 250 H/854 M.
Sejak kecil, Al-Razi sudah tertarik dengan berbagai disiplin ilmu dan membaca literatur, hingga sebelumnya ia pernah menjadi seorang penyair.
Beranjak dewasa, ia mulai mempelajari dunia medis. Menariknya, sebelum mulai menekuni dunia kedokteran, melansir dari The Pride of the East Profile of Two Hundred Eminent Personalities of East oleh Yahya Janoo, Al-Razi pun ternyata pernah tertarik dengan dunia musik dan mampu memainkan alat musik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disadur dari Anecdotes and Antidotes: A Medieval Arabic History of Physicians karya Ibn Abi Usaybi'ah, ilmuwan yang dikenal dengan nama Razes di dunia Barat ini, melakukan perjalanan ke Baghdad pada usia ke 30-an dan menetap selama beberapa waktu di sana.
Perjalanan inilah menjadi alasan Al-Razi mulai menekuni dunia medis. Di Baghdad pula Al-Razi mengunjungi Rumah Sakit Adudi dan bertemu dengan ahli farmasi yang dihormati dari rumah sakit tersebut.
Fakta menarik lainnya dari Al-Razi, ia menjadi salah satu orang yang turut andil dalam pembangunan Rumah Sakit Adudi. Raja Adud Al-Dawlah meminta saran dari Al-Razi di mana lokasi terbaik untuk membangun rumah sakit tersebut. Al-Razi dan kecerdasannya kemudian meminta seseorang untuk memotong seekor kambing.
Lalu, daging-daging kambing tersebut disebar dan digantung ke berbagai tempat di Baghdad. Melansir dari detikNews, Al-Razi mengontrol daging-daging tersebut selama 4 hari, kemudian menentukan lokasi dengan daging yang paling awet dan tidak cepat membusuk sebagai lokasi pembangunan rumah sakit.
Hal ini disebabkan lokasi tersebut dianggap memiliki kualitas udara yang lebih baik dan sehat.
Rumah sakit ini bahkan membantu pasien yang tidak mampu dengan menggratiskan biayanya tanpa membedakan pelayanannya.
Perjalanan selanjutnya, Al-Razi kembali ke daerah Rey memimpin sekolah tinggi ilmu kedokteran di sana. Mulai dari sinilah nama Razes semakin harum sebagai ahli kedokteran, filosof, ahli kimia, biologi, fisika, dan sebagai ulama yang memahami ilmu fiqih.
Penemuan hebat lainnya dari dokter ini di antaranya, ia berhasil membuat obat yang dikenal sebagai alkohol untuk disinfektan. Alkohol ini dibuat dari penetesan zat tepung dan gula yang diragi. Dalam kitab Al-Hawi atau Al-Hawi Fi Altibb (The Comprehensive Book on Medicine) yang dikutip dari detikINET, Al Razi menekankan pentingnya penggunaan alkohol sebagai antiseptik sebelum, selama, dan setelah operasi. Luka yang bersih memiliki peran penting dalam keberhasilan operasi.
Klik pada halaman selanjutnya