4 Museum di Bali yang Menyimpan Kisah Perjuangan Rakyat Melawan Penjajah

4 Museum di Bali yang Menyimpan Kisah Perjuangan Rakyat Melawan Penjajah

Fabiola Dianira - detikBali
Kamis, 04 Sep 2025 10:20 WIB
Koran terbitan Belanda yang mengulas perang Puputan Klungkung di Museum Semarajaya, Minggu (21/4/2024). (Putu Krista/detikBali)
Foto: Koran terbitan Belanda yang mengulas perang Puputan Klungkung di Museum Semarajaya, Minggu (21/4/2024). (Putu Krista/detikBali)
Denpasar -

Terdapat empat museum di Bali yang menyimpan tentang kisah perjuangan rakyat Bali melawan penjajah. detikers bisa berkunjung ke empat museum tersebut untuk belajar sejarah.

Mulai dari Bajra Sandhi di Denpasar hingga Museum Semarajaya di Klungkung. Berikut ulasan selengkapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Museum Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandhi) - Denpasar

Di Kota Denpasar, berdiri dengan megah sebuah monumen simbol perjuangan rakyat Bali. Namanya Monumen Bajra Sandhi. Menyimpan berbagai kisah heroisme rakyat Bali dari masa ke masa.Di Kota Denpasar, berdiri dengan megah sebuah monumen simbol perjuangan rakyat Bali. Namanya Monumen Bajra Sandhi. Menyimpan berbagai kisah heroisme rakyat Bali dari masa ke masa. Foto: Ni Made Nami Krisnayanti

Terletak di tengah kota Denpasar, Museum monumen Perjuangan Rakyat Bali atau juga dikenal Bajra Sandhi merupakan salah satu museum yang menampilkan perjuangan masyarakat Bali pada zaman penjajahan.

Di atas tanah seluas 13,8 hektare, berdiri bangunan dengan arsitektur yang sarat makna perjuangan masyarakat Bali di masa perjuangan Indonesia. Dirancang Ida Gede pada tahun 1981, museum ini terdapat 17 anak tangga di pintu utama, 8 tiang agung dengan ketinggian 45 meter. Angka yang sama dengan tanggal, bulan dan tahun Indonesia merdeka, 17 Agustus 1945.

ADVERTISEMENT

Masuk ke dalam museum, Anda akan disuguhi 33 diorama yang menggambarkan beberapa peristiwa tentang perjuangan rakyat Bali pada masa penjajahan. Seperti peristiwa pertempuran Puputan Klungkung, Puputan Badung, peristiwa perobekan surat Belanda oleh Patih I Gusti Ketut Jelantik, dan penyebarluasan proklamasi kemerdekaan 1945. Selain itu, ada pula sejarah masyarakat Bali sejak zaman prasejarah dan suku asli Bali, Bali Aga.

Monumen Bajra Sandhi beralamat di Jalan Raya Puputan No.142, Panjer, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Jika ingin mengunjungi, bisa datang setiap hari pukul 08.00-18.00 Wita, khusus hari Minggu dari jam 10.00 Wita dengan membayar tiket seharga Rp 25 ribu per orang.

Museum Bung Karno - Denpasar

Museum Bung Karno beralamat di Jalan Raya Puputan Nomor 80, Renon, Denpasar, Bali. (Instagram @@museumagungbungkarno)Museum Bung Karno beralamat di Jalan Raya Puputan Nomor 80, Renon, Denpasar, Bali. (Instagram @@museumagungbungkarno) Foto: Museum Bung Karno beralamat di Jalan Raya Puputan Nomor 80, Renon, Denpasar, Bali. (Instagram @@museumagungbungkarno)

Museum Agung Bung Karno menjadi salah satu museum yang layak dikunjungi saat momen peringatan proklamasi kemerdekaan. Anda bisa mengetahui perjalanan hidup sang proklamator sendiri, Bung Karno.

Museum yang dikelola oleh Yayasan Kepustakaan Bung Karno ini juga didirikan untuk mengingatkan bahwa Bali menjadi salah satu tempat penting dalam kehidupan sang proklamator.

"Kalau saya melihat museum ini didirikan (dengan tujuan) agar warga di Bali tahu Bung Karno pernah mengambil peran di Bali. Berdasarkan cerita, Bung Karno selalu menyempatkan diri ke Bali untuk bertemu dan meminta restu dengan Ibunya sebelum dia melakukan perjalanan ke luar negeri," kata staf yayasan, Agung Raditya, Rabu (5/6/2024) dilansir dari detikBali

Museum ini terletak di Jalan Raya Puputan 80, Dangin Puri Klod, Denpasar, Bali. Saat Anda tiba akan disambut oleh prasasti Pancasila, patung Soekarno sedang membacakan teks proklamasi, dan mobil yang pernah digunakan oleh Soekarno.

Di dalam Museum tentunya tak kalah menarik. Setiap lantainya menyimpan koleksi-koleksi sendiri. Di lantai pertama ada perpustakaan dengan total buku 1,4 juta eksemplar yang berisi tulisan, pidato, dan buku yang pernah dibaca oleh Bung Karno. Lantai kedua penuh dengan barang antik seperti mesin ketik, radio, telepon, kursi rotan, dan pakaian yang digunakan Bung Karno.

Di lantai tiga, Anda bisa melihat foto dan lukisan Bung Karno. Lantai empat menunjukkan desain kamar tidur Bung Karno dan meja rias Fatmawati. Semua properti di bagian ini masih asli sejak tahun 1945.

Jika ingin mengunjungi, Museum Bung Karno buka setiap Senin - Sabtu. Pukul 09.00-17.00 Wita, kecuali hari libur nasional. Harga tiket Rp 25.000 dan Rp 50.000 untuk turis asing.

Museum Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa Margarana-Tabanan

Museum Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa Margarana di Tabanan, Bali. (museum.co.id)Museum Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa Margarana di Tabanan, Bali. (museum.co.id)

Museum yang terletak di Desa Marga, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, ini mengabadikan peristiwa Puputan Margarana, perang masyarakat Bali melawan NICA pada 20 November 1946, dan perjuangan I Gusti Ngurah Rai.

Dilansir dari asosiasimuseumindonesia.org museum yang dibangun sejak 1967 ini berisikan alat-alat perang peninggalan Amerika dan Inggris. Ada juga foto-foto pahlawan, pedang Bali, samurai kecil, keris Bali, dan lainnya.

Terpampang juga surat jawaban I Gusti Ngurah Rai, yang saat itu menjadi Pemimpin Dewan Pejuang Bali kepada Overste Termeulen (Belanda) di Candi Pahlawan Margarana. Surat tersebut menjelaskan semangat perjuangan masyarakat Bali melawan penjajahan.

Di sebelah Utara dan Timur Laut Candi Pahlawan Margarana terdapat Taman Bahagia. Di situ terdapat 1372 nisan sesuai jumlah pahlawan yang gugur, termasuk untuk pahlawan yang tidak dikenal.

Museum Semarajaya - Klungkung

Koran terbitan Belanda yang mengulas perang Puputan Klungkung di Museum Semarajaya, Minggu (21/4/2024). (Putu Krista/detikBali)Museum Semarajaya, Minggu (21/4/2024). (Putu Krista/detikBali) F

Museum Semarajaya didirikan untuk mengenang peristiwa Puputan Klungkung yang terjadi pada tanggal 28 April 1908. Peristiwa ini merupakan perlawanan terakhir kerajaan di Bali terhadap penjajahan Belanda. Peristiwa ini akhirnya menewaskan Raja Klungkung, Ida I Dewa Agung Gede Jambe, seluruh keluarga dan seluruh pasukan.

Museum ini diresmikan pada 28 April 1992 oleh Bapak Rudini, Menteri Dalam Negeri saat itu. Uniknya, bangunan museum ini ternyata merupakan bekas Sekolah MULO (Sekolah Menengah Jaman Belanda) dengan gabungan arsitektur Belanda dan tradisional Bali.

Museum ini memperlihatkan benda-benda bersejarah di kerajaan Klungkung. Seperti peralatan upacara adat, alat rumah tangga, senjata, hasil kerajinan khas Klungkung, serta foto-foto keturunan raja-raja Klungkung.

Museum Semarajaya terletak di Jalan Untung Surapati No. 3, Semarapura Kelod, Klungkung. Anda bisa mengunjungi setiap hari mulai pukul 08.00-17.00 Wita dengan membayar tiket masuk Rp 25.000 per orang.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads