Mengenal Tas Bere, Cenderamata Khas Nagekeo NTT

Mengenal Tas Bere, Cenderamata Khas Nagekeo NTT

Vincencia Januaria Molo - detikBali
Minggu, 26 Jan 2025 13:28 WIB
Tas bere, cinderamata khas Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Foto: jadesta.kemenparekraf.go.id)
Tas bere, cinderamata khas Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Foto: jadesta.kemenparekraf.go.id)
Nagekeo -

Tas bere merupakan tas khas Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Cinderamata yang kerap menjadi oleh-oleh ini tak terpisahkan dari tradisi masyarakat Nagekeo.

Tas ini dibuat dari pucuk daun lontar muda yang dianyam dengan tangan. Warna dasar tas bere biasanya krem, dengan pinggiran yang dililit kain berwarna cerah, memberikan sentuhan mewah dan khas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simak filosofi hingga proses pembuatan tas bere khas Nagekeo NTT berikut ini.

Proses Pembuatan Tas Bere

Pembuatan tas bere dimulai dengan memilih pucuk daun lontar yang banyak tumbuh di daerah pantai. Daun-daun tersebut dijemur hingga kering dan berubah menjadi putih.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, para perajin membelah daun menjadi helai-helai kecil yang kemudian dianyam dengan teknik tradisional. Sebagai penambah estetika, beberapa helai daun diberi warna sebelum dianyam sehingga menjadikan pola unik dan menarik.

Tas bere awalnya digunakan oleh pria Nagekeo sebagai pelengkap pakaian dalam berbagai upacara adat. Tas ini sering terlihat saat warga setempat menari Ja'i.

Tarian tradisional tersebut melambangkan keperkasaan dan kekompakan. Dalam tarian Ja'i, tas bere menjadi simbol spirit adat dan tradisi masyarakat Nagekeo.

Tas Bere dalam Kehidupan Modern

Kini, tas bere tidak lagi hanya digunakan untuk upacara adat. Tas ini telah beradaptasi dengan gaya hidup modern dan sering dipadukan dengan pakaian sehari-hari.

Dari rakyat biasa hingga pejabat pemerintahan banyak yang menjadikan tas bere sebagai pelengkap penampilan. Kehadiran tas bere di acara formal maupun kasual menunjukkan kebanggaan masyarakat Nagekeo terhadap warisan budaya mereka.

Selain tas bere, bola oka juga merupakan cinderamata khas Nagekeo. Bola oka dulunya berfungsi sebagai tempat menyimpan sirih pinang. Kini, bola oka telah berkembang menjadi tas multifungsi yang sering digunakan oleh perempuan Nagekeo.

Tas bere dan bola oka menjadi bukti nyata bagaimana tradisi leluhur mampu bertahan dan berkembang di tengah modernitas. Keduanya bukan hanya produk budaya, tetapi juga cerminan jati diri masyarakat Nagekeo yang menjunjung tinggi warisan leluhur.

Jika Anda berkunjung ke NTT, pastikan tas bere dan bola oka menjadi pilihan cinderamata untuk dibawa pulang. Hal itu sekaligus sebagai bentuk dukungan terhadap kelestarian seni tradisional ini.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads