Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV (Bali dan Nusa Tenggara) akan menggelar event lari 'Jalma Rasa Sumpah Kebangsaan Muda Berbudaya' di Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih, Tabanan, pada 27-28 Oktober 2024. Sebanyak 214 lari dipastikan akan berpartisipasi. Termasuk sejumlah pelari luar negeri, salah satunya dari Rusia.
"Tujuan acara untuk mengenalkan kembali Jatiluwih yang menjadi salah satu warisan dunia. Kita ingin kenalkan Jatiluwih yang memang menjadi salah satu warisan dunia mengenai sistem subak," jelas Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV Abi Kusno dalam konferensi pers di kantornya, Kuta Utara, Badung, Kamis (24/10/2024).
Menurut Abi, ajang lari tersebut digelar dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Balai Pelestarian Kebudayaan, dia berujar, juga berupaya menyadarkan masyarakat tentang pentingnya proses pembaruan kebudayaan Indonesia di masa depan. Jatiluwih dipilih sebagai tempat karena merupakan warisan budaya dunia yang sudah ditetapkan UNESCO.
"Jatiluwih ini menjadi salah satu kebudayaan Indonesia yang perlu dilestarikan. Lokasi di sana tentunya harus bisa dipertahankan dan dikembangkan," ujar Abi.
Ajang lari mengelilingi Jatiluwih itu menawarkan dua pilihan kepada peserta. Yakni, sejauh 6 kilometer dan 9 kilometer. Para pelari nantinya melewati hamparan sawah dan subak DTW Jatiluwih. Nantinya, acara tersebut juga menonjolkan kearifan lokal dan kuliner di Jatiluwih.
"Pastinya ada stand kuliner yang memang menjadi ciri khas di Jatiluwih. Untuk acara ini tidak jauh seperti acara Festival Jatiluwih. Tapi kegiatannya kami kemas lebih menarik untuk mengenalkan Jatiluwih," beber Abi.
Sementara itu, Manajer DTW Jatiluwih I Ketut Purna mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, ajang tersebut berdampak positif bagi Jatiluwih.
"Kami tahu untuk mempertahankan warisan ini tidak mudah, tapi dengan adanya kegiatan ini tentu bisa lebih mengenalkan lagi warisan budaya dunia UNESCO Jatiluwih kepada semua," ujar pria yang akrab disapa John itu.
Dia memaparkan selama ini berbagai cara untuk memperkenalkan potensi DTW Jatiluwih terus dilakukan. Menurutnya, wisata di Bali tidak hanya tentang pantai. Keindahan sawah terasering Jatiluwih dan kearifan lokal budaya setempat juga menjadi daya tarik.
"Ya, kami harap yang terbaik, ini juga untuk pelestarian dan memperkenalkan budaya juga pariwisata kita, terutama Jatiluwih," pungkasnya.
(hsa/gsp)