Sandiaga Sebut Overtourism di Bali gegara Turis Menumpuk di Bali Selatan

Sandiaga Sebut Overtourism di Bali gegara Turis Menumpuk di Bali Selatan

Ni Made Lastri Karsiani Putri - detikBali
Rabu, 03 Jan 2024 19:31 WIB
Tampilan layar dari acara The Weekly Brief with Sandi Uno (WBSU) yang digelar secara online pada Rabu (3/1/2024). (Ni Made Lastri Karsiani Putri-detikBali)
Foto: Tampilan layar dari acara The Weekly Brief with Sandi Uno (WBSU) yang digelar secara online pada Rabu (3/1/2024). (Ni Made Lastri Karsiani Putri-detikBali)
Denpasar -

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno merespons terkait Bali masuk destinasi wisata overtourism 2023 serta kemacetan parah di ruas Tol Bali Mandara menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Menurut Sandiaga, hal tersebut terjadi karena kurang bisa mengatur turis sehingga menumpuk di Bali selatan.

"Karena yang terjadi di Bali bukan jumlah wisatawan yang masuk, tapi pengaturannya," kata Sandiaga pada acara The Weekly Brief with Sandi Uno (WBSU), Rabu (3/1/2024).

"Kenapa semua menumpuk di Bali Selatan? Bapak Pj Gubernur dan Pak Kadis Pariwisata telah mempromosikan wisata Bali utara, Bali barat, maupun Bali timur. Kami juga mendorong agar investasi lebih banyak di luar Bali selatan supaya terdistribusi, karena ini yang akan menjadi catatan kami," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, kemacetan horor yang terjadi pada Jumat (29/12/2023) membuat para penumpang termasuk turis asing turun dari mobil dan berjalan kaki menuju bandara.

Sandiaga menjelaskan berdasarkan informasi dari otoritas Bandara Ngurah Rai, tidak ada lonjakan penumpang pesawat yang terlalu signifikan. Namun, kemacetan disebabkan oleh aktivitas mobil pribadi yang bergerak di sekitar bandara.

ADVERTISEMENT

"Overtourism menjadi catatan kami. Karena sebetulnya dari jumlah wisatawan dibandingkan dengan 2019 masih di bawah sekitar 30 persen," ungkap Sandiaga.

Sandiaga menuturkan saat ini Bali sedang mendesain pembangunan LRT sebagai transportasi publik serta mendorong penggunaan transportasi laut. Tujuannya agar Bali bisa mengelola dengan baik saat ada peningkatan wisatawan di 2024.

"Jadi, ini semua akan kami koordinasikan dengan Kementerian Perhubungan," ujarnya.

Sandiaga menyebut saat pungutan bagi turis asing sebesar Rp 150 ribu diberlakukan, maka seluruh pihak harus memastikan bahwa pariwisata Bali mengarah ke pariwisata hijau dan terhindar dari overtourism. Menurutnya, kunjungan wisatawan ke destinasi lain di Indonesia saat libur Nataru juga penuh dan terkendali.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun menjelaskan periode Januari hingga akhir Desember 2023 tercatat ada 5.328.238 wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali. Kemudian, jumlah kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) sebanyak 9.877.911.

"Di akhir tahun ini memang kunjungan wisman maupun wisnus di luar ekspektasi kami, sangat luar biasa. Dengan adanya kemacetan kemarin tentu menjadi pembelajaran bagi kami. Sehingga di tahun ini mudah-mudahan tidak terulang kembali hal yang seperti itu," terangnya.

Tjok menuturkan saat kunjungan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi ke Bali beberapa waktu lalu, kemacetan terjadi di beberapa pusat oleh-oleh yang memiliki kapasitas parkir kendaraan terbatas. Sehingga, berdampak kepada penggunaan jalur jalan raya untuk parkir dan akhirnya menyebabkan kemacetan.

"Itu yang menjadi catatan bagi kami. Tentu, di 2024 kami berharap wisman ke Bali tidak hanya (meningkat) dari sisi kunjungan. Tapi, dari kualitas yang diharapkan, yakni kualitas length of stay makin panjang lalu spend money-nya juga meningkat dan tentunya adalah melaksanakan pariwisata berbasis budaya dan tidak keluar pakem," imbuhnya.

Untuk diketahui, Bali menjadi salah satu destinasi wisata di dunia yang mengalami kepadatan wisatawan atau overtourism sepanjang Januari-November 2023 menurut World Travel & Tourism Council. Selain Bali, destinasi wisata di dunia lainnya yang masuk dalam daftar tersebut di antaranya Amsterdam, Athena, hingga Barcelona.




(nor/gsp)

Hide Ads