Pesawat Airbus A321LR dengan nomor penerbangan UK145 itu mengangkut 185 penumpang dan tiba di Bali sekitar pukul 10.52 Wita. Pesawat tersebut terbang dari Bandara Indira Gandhi, Delhi, India, pada pukul 01.12 waktu setempat.
Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Ni Made Ayu Marthini mengatakan penerbangan langsung dari India ke Bali merupakan sejarah pertama setelah beberapa tahun silam hanya ada penerbangan India ke Jakarta.
Menurut Ayu, dengan semakin baiknya konektivitas penerbangan antarnegara, khususnya Bali, semakin mudah untuk menaikkan target kunjungan turis negara Asia Selatan itu ke Bali dan Indonesia secara umum pada 2024.
"Adanya kemudahan konektivitas ini tentunya senantiasa kami dukung secara berkelanjutan. Sehingga kami harapkan ini dapat bertahan dan terus bertambah ke depannya," ungkap Made Ayu, di Badung, Bali.
Berdasarkan catatan Kemenparekraf, Ayu menjabarkan India menempati peringkat kedua sebagai penyumbang turis mancanegara terbanyak ke Bali setelah Australia. Kemudian turis India menjadi top 5 yang datang ke Indonesia setelah Australia, Singapura, Timor Leste.
"India unggul menempati peringkat kedua kunjungan wisman di Bali. Sampai September 2023, kunjungan wisatawan India ke Indonesia secara keseluruhan 500 ribu," bebernya.
Ia menambahkan pemerintah melalui Kemenparekraf akan terus mendorong kolaborasi kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan. Termasuk menggencarkan promosi pariwisata baik secara digital maupun langsung.
"Mengapa penting? Kami melihat pasar India ini, kalau liburan ke luar negeri (sampai) sebanyak 2 juta (orang). Kita selain ada Bali, ada (destinasi) yang lain seperti Borobudur, Danau Toba, Bromo, Lombok, Labuan Bajo, dan lainnya," tegasnya.
Direktur Utama Angkasa Pura I Gusti Ngurah Rai Faik Fahmi menyatakan optimistis terhadap pembukaan rute ini. Pihaknya senang karena rute penerbangan yang terbilang lama dihentikan ini dibuka kembali tahun ini.
"Hal ini pantas dicatat di dalam buku sejarah AP1. Rute penerbangan yang lama dinantikan ini akhirnya resmi beroperasi. Ini sekaligus memberikan dampak positif terhadap pariwisata di Bali pasca pandemi (COVID-19)," ungkap Faik Fahmi.
Sebelum pandemi COVID-19, kata Fahmi, wisatawan asal India menempati urutan ketiga untuk jumlah kedatangan wisatawan mancanegara di Bali pada 2019. Kemudian disusul turis asal Australia dan Tiongkok.
Data di Imigrasi Ngurah Rai menunjukkan wisatawan berpaspor India menempati urutan ketiga terbanyak yang dilayani Bandara I Gusti Ngurah Rai pada 2019. Yakni sebanyak 377.543 penumpang.
Jumlah ini mencakup sebesar 9 persen dari keseluruhan wisatawan mancanegara yang tiba di Bali tahun 2019. Yaitu sebanyak 6.298.852 wisatawan.
(nor/gsp)