detikBali

Darurat Sampah, Warga Mataram Wajib Pilah Pakai Kantong Putih dan Hitam

Terpopuler Koleksi Pilihan

Darurat Sampah, Warga Mataram Wajib Pilah Pakai Kantong Putih dan Hitam


n - detikBali

Ilustrasi - Penanganan sampah di TPST Sandubaya, Bertais, Kota Mataram, NTB, beberapa waktu lalu. (Foto: Nathea Citra/detikBali)
Foto: Ilustrasi - Penanganan sampah di TPST Sandubaya, Bertais, Kota Mataram, NTB, beberapa waktu lalu. (Foto: Nathea Citra/detikBali)
Mataram -

Wali Kota Mataram Mohan Roliskana mengeluarkan instruksi kepada seluruh warga Mataram untuk mulai memilah sampah organik maupun anorganik menyusul penetapan kembali status darurat sampah. Instruksi tertuang dalam Surat Nomor 500.914.2/8965/SETDA/II/2025.

Mohan meminta masyarakat membiasakan pemilahan sampah sejak dari rumah tangga menggunakan dua kantong ramah lingkungan dengan warna berbeda. Sampah organik dimasukkan ke dalam kantong putih, sedangkan sampah anorganik ke kantong hitam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Instruksi itu kami berlakukan di Kota Mataram untuk memulai membiasakan pemilahan sampah, supaya proses pengendalian sampah bisa lebih teratur dan tertata. Dan kami mengimbau ke masyarakat, kita mulai dari rumah, memilah (sampah) itu dari rumah," kata Mohan saat dikonfirmasi di kantornya, Senin (15/12/2025).

Mohan berharap pemilahan sampah menggunakan dua kantong sampah ramah lingkungan ini bisa dilakukan warga Mataram. Mengingat saat ini terjadi pembatasan pengiriman sampah menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Lombok Barat.

ADVERTISEMENT

"(Setidaknya) tingkat ketergantungan kita terhadap TPA Kebon Kongok bisa lebih berkurang. Itu yang kami harapkan," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Nizar Denny Cahyadi mengatakan instruksi tersebut dalam tahap sosialisasi masyarakat.

"Sedang kami sosialisasikan besok bersama camat, lurah, dan kepala lingkungan (kaling). Di instruksi Wali Kota itu, ada dua klaster pembuangan sampah, organik pakai kantong putih, dan anorganik pakai kantong hitam. Jadi pemilahan ini dilakukan di rumah tangga," katanya, Senin.

Menurut Denny, instruksi pembuangan sampah menggunakan dua kantong ramah lingkungan ini efektif untuk mengurangi sampah menuju TPA.

"Bisa mempermudah kami untuk men-split yang kami buang ke TPA Kebon Kongok, Lombok Barat. Sangat efektif lah, karena kami bisa memilah (sampah) dengan cepat. Mana yang plastik, mana yang organik. Yang plastik bisa kami kelola di bank sampah," tuturnya.

Di sisi lain, Denny memastikan Pemkot Mataram akan memberikan sanksi bagi masyarakat yang tidak mau memilah sampah menggunakan dua kantong ramah lingkungan dua warna.

"Sanksi yang kami siapkan adalah sampah yang tidak dipilah dari rumah tidak diangkut," tegasnya.

Siapkan 2 Lahan Pembuangan Sampah Sementara

Pemkot Mataram juga menyiapkan lahan sementara untuk menampung sampah warga yang tidak dapat dibuang ke TPA Kebon Kongok. Terdapat dua lokasi yang sedang dikaji sebagai tempat pembuangan sampah sementara karena kondisi darurat.

"Masih kami kaji dulu, ada dua titik yang kami persiapkan, karena sifatnya darurat. Pertama ada di TPS Sandubaya, kami mau pinjam lahan yang ada di perluasan (bagian belakang) ke Pade Angen. Lahan kedua, ada di salah satu aset Kota Mataram, yakni Eks (Restoran) Bebek Galih di Jalan Lingkar Selatan," jelas Nizar.

Denny menjelaskan kedua lokasi tersebut menjadi alternatif sementara karena hingga kini belum ditemukan titik lain yang memungkinkan. Ia berharap kehadiran insinerator yang dijadwalkan tiba bulan ini dapat membantu mengurangi volume sampah.

Khusus untuk lokasi bekas Restoran Bebek Galih di Jalan Lingkar Selatan, Sekarbela, DLH akan menerapkan sistem pengelolaan sampah dengan metode gali-tutup.

"Kami pakai sistem keruk, timbun, keruk, timbun. Besok setelah ada solusi dari TPA Kebon Kongok, kami gali lagi (sampah di Eks Resto Bebek Galih) kemudian kami angkut ke TPA," tandasnya.

Sementara itu, Mohan mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan DLH untuk mencari lahan sementara sebagai solusi darurat penanganan sampah.

"Kemarin sudah saya sampaikan ke Kadis LH, dan kita masih mencoba mencari tempat sementara. Memang untuk mencari tempat itu tidak mudah, lahan kami ada, tapi kan juga berdampak pada resistensi masyarakat kadang-kadang. Terutama kalau sudah ada permukiman di situ," kata Mohan.

Mohan berharap lokasi sementara ini bisa menampung sampah warga Kota Mataram untuk sementara waktu, sembari menunggu TPA Kebon Kongok kembali normal.

"Sekarang kami sedang jajaki dulu, supaya ritase sampah kami tidak terganggu. Masih proses, sudah ada tempat yang sudah kita tentukan," tegas Mohan.




(nor/nor)












Hide Ads