Mengenal Sentra Tenun Ikat Lombok di Desa Sukarara

Mengenal Sentra Tenun Ikat Lombok di Desa Sukarara

I Komang Murdana - detikBali
Senin, 15 Sep 2025 07:00 WIB
Tak hanya melihat proses menenun kita juga bisa melihat proses lainnya seperti memintal kapas menjadi benang dan juga mendesign motif tenun
Desa Sukarara sentra kerajinan tenun di Lombok. (Foto: detik)
Lombok Tengah -

Desa Sukarara dikenal sebagai sentra kerajinan tenun tradisional di Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tenun ikat Sukarara menjadi warisan budaya masyarakat Sasak di Lombok yang hingga kini masih dijaga kelestariannya.

Proses pembuatan tenun ikat Sukarara dikerjakan oleh para perempuan, baik yang masih muda hingga tua. Uniknya, kemampuan menenun menjadi hal yang wajib dimiliki oleh perempuan di Desa Sukarara. Terlebih bagi perempuan yang akan melanjutkan hidup ke jenjang pernikahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Simak sejarah, ciri khas, hingga proses pembuatan tenun ikat Sukarara Lombok seperti dirangkum detikBali berikut ini:

Sejarah Tenun Ikat Sukarara

Tenun ikat Sukarara sudah lama dikenal oleh masyarakat luas sebagai kain tenun Pulau Lombok. Sejarah munculnya perajin kain tenun di desa ini berkaitan erat dengan kedatangan masyarakat Sasak pada abad ke-17 di Pulau Lombok.

ADVERTISEMENT

Alat tenun yang mereka gunakan saat itu masih sederhana dan tradisional karena terbuat dari kayu dan rotan. Meski menggunakan alat tenun sederhana, masyarakat Desa Sukarara tetap bisa memproduksi kain tenun ikat berkualitas. Alat tenun ini dikenal dengan sebutan Bukan Pakan.

Keahlian menenun bagi perempuan Sukarara sudah menjadi tradisi. Mereka berusaha melestarikan teknik-teknik menenun tradisional kepada generasi penerus mereka. Tidak heran jika anak-anak Desa Sukarara kerap dipuji atas kemampuan menenun mereka.

Ciri Khas Tenun Ikat Sukarara

Tenun ikat Sukarara memiliki ciri khas pada motifnya yang mengandung nilai budaya. Terdapat tiga motif tenun ikat yang populer di Desa Sukarara, yakni motif geometris, motif flora-fauna, dan motif tradisional Sasak.

Pertama, motif geometris memiliki bentuk pola garis-garis, persegi panjang, dan segitiga. Motif geometris dimaknai sebagai kekuatan dan kelimpahan berkah masyarakat Sukarara.

Kedua, motif flora dan fauna. Seperti namanya, motif ini terinspirasi dari alam Sukarara. Motif ini mengadopsi bentuk bunga, daun, pepohonan, burung, dan sebagainya.

Ketiga, motif tradisional yang diambil dari pola ukiran khas Sasak. Setiap warna dan motif yang dimiliki kain tenun ikat Sukarara mengandung cerita dan nilai budaya dilestarikan oleh warga setempat.

Kain tenun di Desa Sukarara, Lombok TengahKain tenun di Desa Sukarara, Lombok Tengah Foto: Rachman/detikcom

Proses Pembuatan Tenun Ikat Sukarara

Pembuatan kain tenun ikat melewati beberapa tahapan yang membutuhkan kesabaran dan ketelitian. Berikut beberapa proses pembuatan tenun ikat Sukarara:

1. Persiapkan Benang

Benang yang digunakan untuk pembuatan kain tenun ikat Sukarara adalah benang dari serat kapas atau sutra. Sebelum digunakan, benang ini akan diwarnai terlebih dahulu menggunakan pewarna alami, seperti dari daun, kulit kayu, hingga akar.

2. Penentuan Pola Kain Tenun

Pengaturan pola dilakukan dengan cara memasang benang pada alat tenun tradisional. Tahap ini dilakukan secara teliti agar sesuai dengan pola yang diinginkan.

3. Tahap Penenunan

Proses penenunan mulai dilakukan dengan pola benang yang sudah ditentukan. Ketekunan dan ketelitian diperlukan karena benang yang sudah diatur harus ditenun satu per satu dengan rapi hingga menghasilkan tenun ikat yang indah.

4. Pewarnaan

Kain tenun yang sudah jadi selanjutnya diwarnai dengan cara direndam dalam air yang sudah dicampur pewarna alami.

5. Pengeringan

Setelah proses pewarnaan kain selesai, tahap selanjutnya adalah pengeringan. Setelah kering, para penenun biasanya mengecek ulang kain tenun yang telah dikerjakan untuk memastikan kualitasnya.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads