Air Bah Rampas Suami dan Anak, Perawat Nagekeo Selamat Sendiri

Air Bah Rampas Suami dan Anak, Perawat Nagekeo Selamat Sendiri

Ambrosius Ardin - detikBali
Minggu, 14 Sep 2025 07:00 WIB
Tim SAR gabungan evakuasi jasad Achiles Agustinus Busa Jago (14 bulan), Kamis (11/9/2025). Achiles merupakan salah satu korban hanyut saat banjir bandang di Mauponggo, Nagekeo, NTT, (Dok. Basarnas Maumere)
Tim SAR gabungan evakuasi jasad Achiles Agustinus Busa Jago (14 bulan), Kamis (11/9/2025). Achiles merupakan salah satu korban hanyut saat banjir bandang di Mauponggo, Nagekeo, NTT, (Dok. Basarnas Maumere)
Nagekeo -

Seorang perawat di Kampung Sawu, Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT), selamat dari banjir bandang pada 8 September 2025. Namun, perawat bernama Rosi itu kehilangan suami dan anak balitanya yang hanyut terseret banjir.

Saat banjir menerjang rumah, Rosi sedang bertugas malam di Puskesmas yang berada di ibu kota Kecamatan Mauponggo.

"Istri dinas malam, perawat di Puskesmas," ungkap tetangga Rosi, Adrianus Ngala, Sabtu (13/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suami dan anaknya yang menjadi korban adalah Mariano Tom Busa Jago (29) dan Achiles Agustinus Busa Jago (14 bulan).

ADVERTISEMENT

Anak Tewas, Suami Masih Hilang

Achiles ditemukan tewas tertimbun kayu besar di alur sungai yang sudah surut, sekitar dua kilometer dari rumah. Tim SAR gabungan menemukan jenazahnya dua hari lalu. Sementara sang suami hingga kini belum ditemukan.

Rosi dan suaminya hanya memiliki satu anak. Ia mendapat kabar dari warga yang selamat bahwa suami dan anaknya hanyut malam itu. Namun, Rosi tak bisa langsung pulang karena jembatan menuju kampung putus diterjang banjir.

"Dia ke rumah mamanya (di desa lain)," ujar Adrianus.

Rosi baru tiba di kampung saat jenazah anaknya ditemukan. Achiles dimakamkan di Kampung Sawu, kemarin. "Kuburnya digali anggota TNI. Semua warga menangis," kata Adrianus.

Tragedi terjadi ketika Mariano berusaha menyelamatkan anaknya yang sedang terbaring di kamar depan rumah. Air yang masuk dari depan rumah langsung menyeret keduanya.

"Yang ke depan itu sebenarnya dia mau angkat dia punya anak di kamar depan. Di ruangan depan. Dia mau selamatkan anaknya. Jadi hanyut," jelas Adrianus.

Rumah keluarga Rosi berada di bantaran sungai, hanya sekitar lima meter dari aliran air.
"Air masuk pas dia mau keluar, sudah lari. Karena dia menyelamatkan anaknya. Mereka hanyut," ujar Adrianus.

Data mencatat ada delapan korban banjir bandang di Kecamatan Mauponggo. Tujuh korban berasal dari Kampung Sawu, dengan rincian empat orang tewas dan tiga lainnya masih hilang.

Satu korban meninggal dunia lainnya berasal dari Desa Lokalaba. Korban tewas akibat syok setelah melihat banjir menerjang permukiman.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads