Wali Kota Mataram Mohan Roliskana merespons desakan warga Mataram, untuk segera melakukan inspeksi mendadak (sidak), terkait temuan beras oplosan di dua pasar tradisional, yakni Pasar Pagesangan dan Pasar Pagutan.
"Iya (nanti akan kami sisir). Dari Dinas Perdagangan juga sudah melaksanakan itu (sidak)," kata Mohan saat dikonfirmasi, Minggu (3/8/2025).
Mohan memastikan penyebaran beras oplos di pasar-pasar tradisional akan jadi atensi serius dari Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram. Hal ini dilakukan untuk memberi rasa aman bagi warga Mataram.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan tetap lakukan pengawasan (terkait merebaknya beras oplosan ini)," jelasnya.
Sebelumnya, Pemkot Mataram berjanji akan menggencarkan sidak ke sejumlah pasar tradisional hingga toko kelontong sesuai keinginan warga. Langkah ini dilakukan sebagai respons temuan beras premium oplosan berbagai merek.
"Saya sudah sampaikan ke Satgas Pangan Dinas Perdagangan Mataram untuk menyasar semua pasar yang terindikasi melakukan (pengoplosan). Karena (kegiatan) ini merugikan masyarakat," kata Asisten II Bidang Administrasi Pembangunan dan Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Mataram, Miftahurrahman, saat diwawancarai di kantornya.
Satgas Pangan Disdag Mataram, Miftah berujar, akan berkoordinasi dengan Polresta Mataram untuk melakukan sidak beras oplosan di pasar-pasar tradisional. Mengingat, dari hasil sidak Polda pada Selasa (29/7/2025) ditemukan peredaran produk beras oplosan di dua pasar tradisional di Mataram. Yakni, Pasar Pagesangan dan Pasar Pagutan.
"Usai (beras oplosan) ini ditemukan dan ternyata (peredarannya tersebar di Mataram, (sidak ini) sudah jadi atensi (kami dan) penegak hukum," jelas Miftah.
Sebelumnya, Polda NTB membongkar praktik pengoplosan beras yang beredar di Mataram. Polisi menangkap seorang aparatur sipil negara (ASN) berinisial NA saat menggerebek gudang beras oplosan di Lombok Barat.
"Oknum ASN itu ditangkap karena diduga mengoplos dan menjual beras bermerek beras Premium, Beraskita, dan SPHP palsu ke sejumlah pasar di Kota Mataram," ujar Kabid Humas Polda NTB Kombes Mohammad Kholid, Rabu (30/7/2025).
Diketahui, pengungkapan tersebut berasal dari laporan masyarakat yang meragukan kualitas beras merek SPHP dan Beraskita di pasaran. Polisi menemukan beras-beras itu dioplos dengan menir atau butiran beras halus berukuran kecil yang dikemas ulang seolah-olah produk Bulog.
(hsa/hsa)