Warga Desak Pemkot Mataram Sidak Pasar-Toko Seusai Temuan Beras Oplosan

Warga Desak Pemkot Mataram Sidak Pasar-Toko Seusai Temuan Beras Oplosan

Sui Suadnyana, Nathea Citra - detikBali
Kamis, 31 Jul 2025 18:45 WIB
Ilustrasi beras oplosan
Foto: Ilustrasi beras oplosan. (Getty Images/iStockphoto/Turau)
Mataram -

Warga Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), meminta pemerintah kota (pemkot) setempat untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke seluruh pasar tradisional hingga toko kelontong. Desakan ini muncul seusai temuan beras oplosan di dua pasar tradisional, yakni Pasar Pagesangan dan Pasar Pagutan.

Desakan sidak ke semua pasar dan toko kelontong salah satunya disuarakan warga Kelurahan Pagesangan, Mataram, Ni Wayan Budiasih. Pasalnya, menurut Budiasih, banyak masyarakat Mataram yang membeli beras di pasar karena berasal dari tangan pertama.

"Semoga pemkot bisa tegas dan terus menggelar sidak, jangan sampai ada produk beras yang dioplos lagi. Kasian masyarakat yang beli. Takutnya ada masalah kesehatan kalau mereka makan beras dioplos karena ada kabar kalau dipakai pemutih," kata Budiasih, Kamis (31/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, warga Kelurahan Sweta, Kecamatan Cakranegara, Mataram, Novianti, berharap sidak beras oplos tidak hanya digelar di pasar tradisional, tetapi juga di toko kelontong hingga retail.

ADVERTISEMENT

"Kita kan nggak tahu siapa saja yang sudah beli beras oplosan kemarin, makanya perlu sidak besar-besaran. Besar harapan, pemkot sama Polresta Mataram bisa gencar sidak ke sejumlah titik," ujar Novianti.

Pemkot Mataram Janji Gencarkan Sidak

Asisten II Setda Mataram, Miftahurrahman, saat diwawancarai di kantornya, Kamis (31/7/2025). (Nathea Citra/detikBali)Foto: Asisten II Setda Mataram, Miftahurrahman, saat diwawancarai di kantornya, Kamis (31/7/2025). (Nathea Citra/detikBali)

Pemkot Mataram berjanji menggencarkan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pasar tradisional hingga toko kelontong sesuai keinginan warga. Langkah ini dilakukan sebagai respons temuan beras premium oplosan berbagai merek.

"Saya sudah sampaikan ke Satgas Pangan Dinas Perdagangan Mataram untuk menyasar semua pasar yang terindikasi melakukan (pengoplosan). Karena (kegiatan) ini merugikan masyarakat," kata Asisten II Bidang Administrasi Pembangunan dan Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Mataram, Miftahurrahman, saat diwawancarai di kantornya.

Satgas Pangan Disdag Mataram, tutur Miftah, akan berkoordinasi dengan Polresta Mataram untuk melakukan sidak beras oplosan di pasar-pasar tradisional. Mengingat, dari hasil sidak Polda pada Selasa (29/7/2025) ditemukan peredaran produk beras oplosan di dua pasar tradisional di Mataram, yakni Pasar Pagesangan dan Pasar Pagutan.

"Usai (beras oplosan) ini ditemukan dan ternyata (peredarannya) tersebar di Kota Mataram, (sidak ini) sudah jadi atensi (kami dan) penegak hukum," jelas Miftah.

Miftah menegaskan Pemkot Mataram bersama tim sudah turun ke sejumlah retail modern sebelum peredaran beras oplosan di dua pasar tradisional terungkap. Hanya saja, dari hasil sidak, tidak ditemukan adanya produk beras yang dioplos.

"Awal Juli kemarin kondisinya masih aman dan tidak ada beras oplosan yang tersebar di pasar modern. Tetapi, dari perkembangan terakhir, ada (oplosan) dan pengoplosannya terjadi di luar Mataram, oleh oknum tertentu," ujar Miftah.

"Saya kira (sidak) ini bisa menjadi efek jera bagi yang melakukan dan bagi yang lain berniat untuk melakukan hal yang sama dan ini tidak main-main. Ada tiga pasal berlapis (yang mengintai). Yang jelas, kami akan menyasar seluruh pasar dan tidak menoleransi hal-hal yang merugikan masyarakat," tegas Miftah.

Diberitakan sebelumnya, Polda NTB membongkar praktik pengoplosan beras yang beredar di Mataram. Polisi menangkap seorang aparatur sipil negara (ASN) berinisial NA saat menggerebek gudang beras oplosan di Lombok Barat.

"Oknum ASN itu ditangkap karena diduga mengoplos dan menjual beras bermerek Beras Medium, Beraskita, dan SPHP palsu ke sejumlah pasar di Kota Mataram," ujar Kabid Humas Polda NTB Kombes Mohammad Kholid, Rabu (30/7/2025).

Pengungkapan tersebut berawal dari laporan masyarakat yang meragukan kualitas beras merek SPHP dan Beraskita di pasaran. Polisi menemukan beras-beras itu dioplos dengan menir atau butiran beras halus berukuran kecil yang dikemas ulang seolah-olah produk Bulog.

"Ini jelas merugikan masyarakat," imbuh Kholid.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads