Tentara Jepang disebut pernah mendiami lokasi penemuan 16 granat dan 393 peluru di Desa Konga, Kecamatannya Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal itu diungkapkan oleh Kepala Desa Konga, Aloysius Sinyo.
"Tempat itu mereka (Jepang) tempati. Dan lewat romusha, mereka mempekerjakan masyarakat lokal untuk mendirikan jalan, tempat perlindungan mereka, bahkan untuk menyimpan alat-alat perang melawan sekutu," kata Aloysius kepada detikBali, Kamis (3/4/2025).
Aloysius mengatakan ada beberapa peninggalan masa pendudukan Jepang di Desa Konga. Seperti meriam besi, kepala rudal yang sekarang dijadikan lonceng di SD Konga, empat meriam di Gereja Konga, dan bangkai kapal Jepang di Waidoko, Flores Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada pelabuhan bongkar muat barang di Nuba, beberapa senjata, serta artileri yang sudah disimpan di tempat tersembunyi," imbuhnya.
Sebelumnya, ditemukan 16 granat dan 393 peluru di lokasi hunian sementara erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Desa Konga yang diduga peninggalan Perang Dunia II. Granat dan peluru itu ditemukan oleh pengungsi saat menggali tanah untuk septic tank, Selasa (1/4/2025) pagi.
"Ya diperkirakan muhandak (amunisi bahan peledak) itu digunakan pada saat masa Perang Dunia II," ujar Komandan Korem (Danrem) 161/Wira Sakti Kupang, Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes, kepada detikBali.
Nunes mengungkapkan muhandak yang ditemukan terdiri dari granat tangan jenis Inert WWII Tipe 97 asli buatan Jepang dengan sekring dan tali tarik sebanyak 16 buah. Kemudian, amunisi kaliber 6,5 MM sebanyak 393 buah yang digunakan untuk senjata Arisaka Type 38 atau senjata rim semi Jepang pada masa PD II.
(nor/nor)