Operasi pencarian empat korban hilang terseret arus banjir di Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), resmi disetop. Tim search and rescue (SAR) gabungan sudah melakukan pencarian selama 10 hari, tetapi belum ditemukan.
"Iya, hari ini kami sudah menutup pencarian korban banjir dari Desa Nanga Wera," kata Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, Nurul Huda, kepada detikBali, Selasa (11/2/2025).
Berhentinya operasi pencarian ditetapkan melalui rapat bersama tim SAR gabungan di Kantor Desa Nanga Wera. Adapun pertimbangannya, sesuai protap masa pencarian korban bencana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apabila ada informasi ditemukan jasad, maka tim SAR gabungan akan beroperasi kembali," imbuh Nurul.
Pencarian korban banjir di Desa Nanga Wera berlangsung dua tahap. Tahap pertama berlangsung selama tujuh hari dimulai pada Minggu (2/2/2025) dan berakhir Sabtu (8/2/2025). Tahap kedua selama tiga hari, terhitung sejak Minggu (9/2/2025) hingga Selasa (11/2/2025).
"Jadi total masa pencarian, yakni 10 hari. Dari enam korban hilang, dua orang yang berhasil ditemukan dan empat sisanya belum," ungkap Nurul.
Diberitakan sebelumnya, enam warga Desa Nanga, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, NTB, dilaporkan hilang. Mereka hilang akibat terseret arus banjir bersama rumahnya, Minggu (2/2/2025) petang.
Selama masa pencarian, dua dari enam korban yang hilang ditemukan tewas, yakni Aisyah (5) dan Juliani (30). Sementara empat korban lain, yakni Ibrahim Sandu (80), Aryani (32), Haikal (5), dan One (10 bulan) belum ditemukan.
Foto: Tim SAR gabungan menggelar rapat terkait penghentian operasi pencarian empat korban banjir di Kantor Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, NTB, Selasa, (11/2/2025). (Dok. BPBD Bima)
(iws/iws)