Geger Mayat Wanita Korban Banjir Bima Ditemukan di Perairan TN Komodo

Round Up

Geger Mayat Wanita Korban Banjir Bima Ditemukan di Perairan TN Komodo

Tim detikBali - detikBali
Jumat, 07 Feb 2025 08:00 WIB
Jenazah Juliani (32) yang ditemukan mengapung di
Long Pink Beach, Taman Nasional Komodo, Manggarai Barat, NTT, terbungkus dalam kantong mayat di RSUD Komodo Labuan Bajo.
Foto: Jenazah Juliani disimpan dalam kantong jenazah di RSUD Komodo. (dok. Polres Manggarai Barat)
Manggarai Barat -

Salah seorang korban tewas akibat banjir bandang di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), ditemukan di perairan Long Pink Beach, Taman Nasional (TN) Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Korban bernama Juliani (32), warga Kampung Sangia, Kecamatan Sape, Bima.

Penemuan jenazah Juliani sempat menggegerkan warga di sekitar Long Pink Beach. Jenazahnya mengapung dengan kondisi sulit dikenali. Hanya tersisa bra di tubuhnya. Kondisi jasad mulai rusak dengan kulit mengelupas dan tanpa rambut.

"Iya, Juliani dari Bima," kata Kapolres Manggarai Barat, AKBP Christian Kadang, di Labuan Bajo, Kamis (6/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Korban Banjir Bandang

Juliani diketahui sebagai salah satu korban hanyut akibat banjir bandang di Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima pada 2 Februari 2025. Jasad Juliani diduga terseret ombak hingga perairan Long Pink Beach.

"Info dari keluarga salah satu korban hanyut banjir," ujar Christian.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, Camat Wera, Ilham, juga memastikan jika mayat terapung hanya mengenakan bra di perairan Long Pink Beach. "Dipastikan korban adalah Juliani," kata Ilham dihubungi detikBali, Kamis.

Ilham mengungkapkan kepastian jasad Juliani ditemukan di Labuan Bajo itu sesuai dengan keterangan dan pengakuan keluarga korban yang mengenali ciri-cirinya. Jenazah segera dibawa ke Wera.

"Insyaallah besok pagi akan menuju ke Wera, Kabupaten Bima," ujar Ilham.

Identitas Terungkap dari Sidik Jari

Kasat Reskrim Polres Manggarai Barat AKP Lufthi Darmawan Aditya mengatakan proses identifikasi korban sempat mengalami kendala karena kondisi jasad yang mulai membusuk. Namun, sidik jari jempol kiri korban berhasil mengungkap identitasnya.

"Proses pengungkapan terbilang cukup sulit karena kondisi jenazah sudah mulai membusuk. Namun, setelah dilakukan pencocokan hasil pencarian sidik jari dengan menggunakan metode asam cuka, akhirnya terungkap identitas jasad tersebut," jelas Lufthi dalam keterangannya, Kamis malam.

Ia menjelaskan bahwa pengungkapan identitas ini dilakukan oleh Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Satreskrim Polres Manggarai Barat. Tim terlebih dahulu memotret jasad dari empat arah berbeda, termasuk foto close-up, kemudian merekam sidik jari untuk dicocokkan dengan data yang ada.

Metode asam cuka digunakan untuk menimbulkan kembali garis papiler pada jari yang kulit luarnya sudah terkelupas akibat pembusukan. Dari sepuluh jari tangan korban, hanya jempol kiri yang masih bisa digunakan untuk identifikasi.

"Dari sepuluh jari tangan kiri dan kanan, hanya jempol tangan kiri saja yang timbul garis papiler, sedangkan jari lainnya tidak," ungkap Lufthi.

Jenazah Segera Dibawa ke Bima

Hasil pencocokan data sidik jari dengan e-KTP memastikan bahwa jasad tersebut identik dengan Juliani. Keluarga korban juga telah dihubungi untuk melakukan pengecekan fisik dan memastikan identitasnya.

Saat ini, jenazah Juliani masih dititipkan di RSUD Komodo, Labuan Bajo. Keluarga korban berencana membawa jenazah ke kampung halamannya untuk dimakamkan.

Sebelumnya, sesosok mayat perempuan ditemukan mengapung di perairan Long Pink Beach, TN Komodo, pada Kamis pagi. Dalam video yang diperoleh detikBali, mayat terlihat dalam posisi telentang di tepi pantai.

Mayat tersebut hanya mengenakan bra merah marun, tanpa pakaian lain. Rambutnya tidak terlihat, wajahnya sulit dikenali, dan kondisi tubuhnya sudah mulai rusak dengan kulit yang mengelupas.

Juliani Terseret Banjir Bersama Anaknya

Juliani adalah satu dari enam warga Dusun Karuwu, Desa Nanga Wera, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, yang dilaporkan hilang setelah terseret arus banjir pada Minggu (2/2/2025) petang. Juliani terseret banjir bersama anaknya, Haikal saat berada di rumah. Haikal termasuk salah seorang korban yang belum ditemukan.

Sebelum Juliani ditemukan, tim gabungan SAR, TNI, Polri, BPBD dan warga juga menemukan Aisyah (5) dalam kondisi meninggal dunia di sekitar bantaran sungai desa Nanga Wera, pada Senin, (3/2/2025).

Hingga saat ini total sudah tiga korban banjir ditemukan tewas. Tersisa empat orang korban banjir yang belum ditemukan. Mereka hingga kini masih dicari.




(hsa/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads