72 Rumah Terdampak Tanah Bergerak, Pemkab Manggarai Timur Minta Warga Pindah

72 Rumah Terdampak Tanah Bergerak, Pemkab Manggarai Timur Minta Warga Pindah

Ambrosius Ardin - detikBali
Minggu, 09 Feb 2025 07:31 WIB
Lahan pertanian terdampak tanah bergerak di Dusun Nenu, Desa Paan Leleng, Manggarai Timur, NTT (Dok. Dinas Pertanian Manggarai Timur)
Lahan pertanian terdampak tanah bergerak di Dusun Nenu, Desa Paan Leleng, Manggarai Timur, NTT (Dok. Dinas Pertanian Manggarai Timur)
Manggarai Timur -

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Timur meminta warga yang terdampak bencana tanah bergerak atau bergeser untuk pindah dan meninggalkan tempat tinggal mereka. Bencana itu terjadi di Kampung Kengkel dan Kampung Nawang, Desa Benteng Riwu, Kecamatan Borong, Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Tim BPBD Kabupaten Manggarai Timur dengan anggota DPRD melakukan sosialisasi kepada masyarakat korban tanah bergerak agar segera meninggalkan tempat itu untuk menghindari terjadinya korban jiwa," kata Kepala BPBD Manggarai Timur, Petrus Subin, Sabtu (8/2/2025) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebanyak 72 rumah terdampak tanah bergerak di dua kampung tersebut. Rumah-rumah tersebut rusak dan terancam roboh.

Bencana tanah bergerak di Kampung Kengkel dan Nawang terjadi sejak akhir Januari 2025. Hal itu dipicu hujan lebat yang terus mengguyur daerah tersebut.

ADVERTISEMENT

"Sampaikan kepada masyarakat untuk pindah lokasi menghindari korban manusia," ujar Petrus.

Petrus mengatakan tim geologi dari Bandung akan datang melakukan kajian mendalam tentang penyebab terjadinya tanah bergerak di dua kampung itu. Pemkab Manggarai Timur selanjutnya menunggu rekomendasi tim geologi tersebut.

"Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur akan melaksanakan rekomendasi dari tim geologi," kata Petrus.

Sebelumnya, sebanyak 72 rumah rusak dan terancam roboh akibat tanah bergerak di Kampung Kengkel dan Nawang. Tak ada korban jiwa atau terluka akibat fenomena alam itu.

Kerusakan rumah warga paling banyak terjadi di Kampung Kengkel, yakni sebanyak 70 unit rumah. Dua rumah lainnya berlokasi di Kampung Nawang. "Pecah dinding dan lantainya," kata Petrus.

Fenomena tanah bergerak di Manggarai Timur juga sempat terjadi pada pertengahan Desember 2024. Kala itu, sebanyak delapan rumah dan 27 hektare (ha) lahan pertanian terdampak tanah bergerak di Dusun Nenu, Desa Paan Leleng, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads