Sejumlah korban banjir di Kecamatan Woha dan Monta Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengungsi akibat banjir. Sebagian warga mengungsi di rumah-rumah keluarga yang aman dari genangan.
Warga yang terdampak banjir, khususnya di Desa Naru, membutuhkan makanan siap saji, air bersih dan pakaian. "Warga juga membutuhkan peralatan dapur untuk memasak. Mengingat peralatan ini tidak bisa dipakai karena terendam banjir," ujar seorang warga, Aan Saputra, (30) kepada detikBali, Kamis, (23/1/2025).
Desa Naru menjadi salah satu wilayah yang terdampak banjir paling parah. Genangan air di sana belum surut hingga pada Kamis, (23/1/2025) pagi. "Ini ketiga kalinya Desa Naru terendam banjir dalam tiga hari terakhir ini," kata Aan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korban banjir lain, Hasim, mengatakan baru dua kali mendapatkan nasi bungkus dan air mineral bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Sosial (Dinsos) sejak banjir merendam pada Senin (20/1/2025) malam. "Setelah itu, tidak ada lagi," katanya.
Hasim berharap penyaluran bantuan nasi bungkus dan air bersih dilakukan merata. Pasalnya, bantuan tanggap darurat itu hanya didapat oleh korban banjir di depan jalan raya. "Sementara kami yang berada di dalam gang dan kampung-kampung kesulitan mendapatkan bantuan nasi bungkus dan air bersih," ungkapnya.
Pantauan detikBali di Desa Naru, genangan air perlahan mulai surut. Sebagian warga mulai membersihkan rumah mereka pascaterendam banjir. Selain itu, ada juga yang masih mengungsi di rumah-rumah keluarga yang aman dari banjir.
Satu posko dapur umum juga sudah dibuka oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Naru. "Untuk pagi ini disediakan 1.000 bungkus nasi. Kelanjutannya akan melihat situasi banjir di lapangan," kata koordinator dapur umum, Ramlah.
Hasil pantauan, terlihat juga satu pos bantuan banjir yang berlokasi di RT 05, Desa Naru serta satu pos kesehatan dari Dinas Kesehatan (Dinkes).
(iws/iws)