2.413 Rumah Terdampak Banjir Susulan di Bima, 1 Anak Terseret Arus

2.413 Rumah Terdampak Banjir Susulan di Bima, 1 Anak Terseret Arus

Sui Suadnyana, Rafiin - detikBali
Kamis, 23 Jan 2025 10:55 WIB
Petugas mengevakuasi warga yang terdampakΒ banjirΒ di Kabupaten Bima, NTB, Rabu (22/1/2025). (Foto: Dok. BPBD Bima)
Foto: Petugas mengevakuasi warga yang terdampakΒ banjirΒ di Kabupaten Bima, NTB, Rabu (22/1/2025). (Foto: Dok. BPBD Bima)
Bima - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencatat sebanyak 2.413 rumah terdampak banjir, Rabu (22/1/2025). Satu anak juga terseret arus sungai dan berhasil diselamatkan.

"Pendataan sementara, kurang lebih 2.413 rumah di delapan desa di Kecamatan Woha, Monta, dan Bolo terdampak banjir," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Bima, Isyrah kepada detikBali, Kamis, (23/1/2025) pagi.

Isyrah merincikan rumah warga yang terdampak banjir di Kecamatan Woha meliputi Desa Pandai (612), Desa Nisa (632), Desa Penapali (432), Desa Naru (150), dan Desa Waduwani (26). Kemudian, di Kecamatan Monta, meliputi Desa Sakuru (162), dan Desa Baralau (350), serta Desa Rade di Kecamatan Madapangga (49).

"Banjir juga merendam lahan perikanan (tambak), lahan pertanian jagung dan padi, jalan raya, sekolah, hingga area perkantoran. Terkait ini, masih terus dilakukan pendataan," terang Isyrah.

Isyrah mengaku banjir tersebut juga membuat sejumlah warga kelompok rentan, seperti lanjut usia (lansia), perempuan hamil, dan anak kecil di RT 08 Desa Nisa mengungsi di kantor desa.

"Di Desa Nisa juga satu anak kecil bernama Rizki (12) terseret arus banjir. Beruntung anak itu berhasil diselamatkan oleh Babinsa dan Anggota Polsek Woha," imbuh Isyrah.

Isyrah menambahkan banjir di Kecamatan Woha dan Monta terjadi akibat tingginya debit air di Dam Pela Parado setelah diguyur hujan deras. Daerah aliran sungai (DAS) tak mampu menahan debit air sehingga meluap keluar.

"Tidak ada korban jiwa dan total kerugian masih didata. Untuk hari ini, genangan banjir di Desa Kecamatan Monta dan Woha telah surut. Namun, ada juga yang masih tergenang," jelas Isyrah.


(iws/dpw)

Hide Ads