Andriko Cek Embung Deki di Nagekeo untuk Dukung Swasembada Pangan Prabowo

Andriko Cek Embung Deki di Nagekeo untuk Dukung Swasembada Pangan Prabowo

S, Simon Selly - detikBali
Jumat, 17 Jan 2025 20:02 WIB
Pj Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto, didampingi Pj Bupati Nagekeo, Doris A Rihi, meninjau Embung Deki, Jumat (17/1/2025). (Dok. Pemprov NTT)
Foto: Pj Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto, didampingi Pj Bupati Nagekeo, Doris A Rihi, meninjau Embung Deki, Jumat (17/1/2025). (Dok. Pemprov NTT)
Nagekeo -

Penjabat (Pj) Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Andriko Noto Susanto, mengecek pemanfaatan Embung Deki di Desa Dhereisa, Kecamatan Boawae, Nagekeo. Embung itu telah dibangun empat tahun lalu oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT.

Andriko menjelaskan peninjauan dilakukan untuk mengevaluasi pemanfaatan Embung Deki bagi masyarakat setempat. "Pemanfaatan embung ini sudah mulai berproses, mengairi lahan sekitar, dan memberikan dampak positif bagi produktivitas pertanian di wilayah ini," jelas Andriko dalam siaran pers yang diterima detikBali, Jumat (17/1/2025).

Andriko memantau Embung Deki guna memastikan irigasi berjalan optimal dalam mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, upaya ini merupakan contoh pengoptimalan lahan untuk meningkatkan produktivitas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Embung ini tidak hanya mengairi sawah, tetapi juga dapat digunakan untuk tanaman lain seperti jagung, mendukung program swasembada pangan dari Pak Presiden," ujar pria yang juga menjabat Deputi III Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Pangan Nasional itu.

Pemprov NTT, lanjut Andriko, berencana menambah jumlah embung agar makin banyak lahan yang dapat dimanfaatkan secara maksimal. Ia juga mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagekeo untuk mengajukan usulan ke Kementerian Pertanian (Kementan) terkait sarana irigasi, pompa air, benih, dan pupuk.

"Provinsi NTT memiliki empat juta hektare lahan kering yang harus dimanfaatkan untuk mendukung swasembada pangan. Penambahan embung dan optimalisasi sarana lainnya menjadi langkah penting untuk mencapai kemandirian pangan," tegas Andriko.

Andriko juga menekankan pentingnya peningkatan produktivitas pangan lokal sebagai solusi untuk mengatasi tantangan kemiskinan dan stunting di NTT. Saat ini, program makan bergizi gratis telah dijalankan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak di wilayah tersebut.

"Kami ingin bahan baku yang digunakan dalam program ini berasal dari daerah kita sendiri. Beras dan sayur dari petani lokal, daging dan telur ayam dari peternak kita, serta ikan dari nelayan lokal. Dengan demikian, program ini tidak hanya menjawab masalah stunting, tetapi juga meningkatkan ekonomi masyarakat," jelas Andriko.




(hsa/hsa)

Hide Ads